Jumat 11 May 2018 21:18 WIB

Pertamina Siap Operasikan Dua WK Migas

Pada 2019, akan ada empat blok migas yang habis masa kontraksnya atau terminasi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Vice President Corporate Communication PT Pertamina Adiatma Sardjito
Foto: Republika/Fuji Pratiwi
Vice President Corporate Communication PT Pertamina Adiatma Sardjito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) siap mengelola blok migas (wilayah kerja) yang habis masa kontraknya/terminasi pada 2019 yang ditetapkan Kementerian ESDM pada hari ini. Pada 2019, akan ada empat blok migas terminasi yakni Pendopo dan Raja, Bula, Seram non Bula dan Jambi Merang. Hari ini, Pertamina mendapatkan penugasan untuk mengelola dua blok migas, yakni Pendopo dan Raja, serta Jambi Merang.

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito menyatakan, Pertamina sebagai BUMN siap menjalankan keputusan pemerintah terkait penetapan pengelolaan dua wilayah kerja migas tersebut. Pertamina juga siap melakukan kerjasama dengan operator lain termasuk melibatkan Pemerintah Daerah.

"Ini merupakan keputusan pemerintah dan kami menerima amanat tersebut, bagaimanapun juga penyerahan WK terminasi kepada Pertamina sudah melewati pertimbangan yang matang dari pemerintah, dan tentunya untuk kepentingan negara," ujar Aditama.

Wilayah Kerja Pendopo dan Raja yang akan berakhir kontraknya pada 5 Juli 2019, saat ini dikelola oleh Joint Operation Body (JOB) PT Pertamina (Persero) dengan Golden Spike Energy Indonesia. Kepemilikan masing-masing saham adalah 50 persen di luar Participating Interest (PI) daerah. Kemudian, Jambi Merang yang kontraknya akan habis pada 9 Februari 2019, dikelola oleh Talisman dan PI dimiliki oleh Pertamina dan Pacific Oil and Gas.

Lebih lanjut Adiatma menyatakan, sebelumnya Pertamina telah menerima penugasan dari pemerintah untuk mengelola 100 persen participating interest dari delapan blok migas terminasi pada 20 April lalu. Kedelapan blok migas tersebut adalah North Sumatera Offshore (NSO), Ogan Komering, Southeast Sumatra, Tuban, East Kalimantan, Attaka, Tengah dan Sanga-Sanga.

"Diperkirakan, delapan lapangan tersebut masih berproduksi sekitar 100 ribu boepd, terdiri atas 50 ribu boepd minyak dan 515 mmscfd (Million Standard Cubic Feet per Day, Red) gas," ujar Adiatma.

Kedelapan blok akan dikelola menggunakan mekanisme gross split. Dimana investasi selama tahun tahun sebesar 556,450 juta dolar AS dan Pertamina telah membayar signature bonus sebesar 33,5 juta dolar AS. Saat ini proses transisi tengah berjalan. Sebelum kedelapan blok tersebut terminasi, Pertamina juga memiliki PI di sana. Sedangkan untuk Blok WK Tengah akan menjadi bagian dari WK Mahakam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement