Senin 07 May 2018 21:26 WIB

Indonesia Dorong Peningkatan Perdagangan dengan Cina

Indonesia mengharapkan peningkatan impor Cina atas produk unggulan Indonesia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla meminta agar Indonesia dan Cina dapat meningkatkan perdagangan dua arah dengan tetap mengupayakan keseimbangan negara perdagangan. Adapun, neraca perdagangan Indonesia-Cina pada 2017 mengalami defisit mencapai 12,7 miliar dolar AS.

Untuk mengurangi defisit, Indonesia mengharapkan peningkatan impor Cina atas produk unggulan Indonesia yakni CPO, biodiesel, kopi, buah-buahan tropis, alas kaki, dan produk perhiasan. Selain itu, diharapkan juga ada peningkatan promosi produk-produk Indonesia di portal e-commerce ternama Cina.

"Hal-hal tersebut diatas dapat mengurangi defisit perdagangan Indonesia terhadap Cian yang pada 2017 mencapai 12,7 miliar dolar AS," ujar Jusuf Kalla dalam Indonesia-China Business Summit di Hotel Shangrila, Senin (7/5).

Jusuf Kalla optimistis, kerja sama ekonomi Indonesia-Cina akan terus tumbuh besar di masa mendatang. Hal ini didukung dengan berbagai kebijakan pemerintah kedua negara, yakni menciptakan iklim bisnis yang sehat dan menguntungkan.

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga terus melakukan reformasi ekonomi guna meningkatkan kinerja perekonomian dan menciptakan iklim usaha yang atraktif. Adapun, peringkat kemudahan berbisnis Indonesia meningkat dari rangking ke-91 menjadi rangking ke-72.

Dalam pidatonya, Jusuf Kalla menyoroti bidang pariwisata antara kedua negara. Adapun Indonesia mengundang wisatawan-wisatawan Cina untuk mengunjungi destinasi Bali Baru. Hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan jumlah penerbangan langsung antara kota-kota kedua negara.

"Wisatawan Cina ke Indonesia diharapkan dapat mencapai tiga juta pada tahun ini, empat juta pada 2019, dan lima juta pada 2020," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla berharap, usai pertemuan ini akan ada upaya menindaklanjuti dan menerjemahkan komitmen kerja sama proyek yang saling menguntungkan. Indonesia-China Business Summit dihadiri oleh 600 undangan, dimana 300 di antaranya merupakan pengusaha nasional. Pertemuan ini juga dihadiri oleh beberapa menteri kabinet kerja di antaranya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Selain itu, tampak hadir juga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement