Rabu 02 May 2018 14:26 WIB

Laba Bersih BRI Syariah Melonjak 64 Persen

Peningkatan laba bersih tersebut terutama berasal dari pendapatan operasional.

Rep: Irwan Kelana/ Red: Agung Sasongko
BRISyariah melayani pelunasan biaya ibadah haji.
Foto: BRISyariah
BRISyariah melayani pelunasan biaya ibadah haji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BRI Syariah Tbk atau BRI Syariah mengumumkan hasil kinerja laporan keuangan unaudited yang berakhir pada 31 Maret 2018. Perseroan membukukan peningkatan laba bersih setelah pajak sebesar 64 persen (YOY) menjadi Rp 54,38 miliar dibandingkan perolehan Maret 2017 yang sebesar Rp 33,17 miliar.

Direktur Utama BRI Syariah, Moch Hadi Santoso, mengatakan, peningkatan laba bersih tersebut terutama berasal dari pendapatan operasional sebesar Rp 956,26 miliar. Sementara itu, beban operasional tercatat sebesar Rp 884,25 miliar.

"Total aset BRI Syariah mengalami peningkatan sebesar 21,81 persen (YOY) menjadi Rp 34,73 triliun dari sebelumnya Rp 28,51 triliun pada Maret 2017," kata Hadi melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (2/5).

Ia menambahkan, peningkatan aset tersebut didorong oleh pertumbuhan pembiayaan menjadi Rp 19,53 triliun atau tumbuh sebesar 8,62 persen (YOY) dibandingkan Maret 2017 yang sebesar Rp 17,98 triliun.

Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI Syariah mengalami peningkatan signifikan sebesar 22,94 persen (YOY) dari Rp 23,01 triliun pada Maret 2017 menjadi Rp 28,29 triliun pada Maret 2018. “Peningkatan kinerja BRI Syariah tidak lepas dari peran perusahaan induk, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,” tutur Hadi.

Dari sisi permodalan, BRI Syariah memiliki permodalan yang kuat. Hal itu terlihat dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 23,64 persen, meningkat dibandingkan posisi Maret 2017 sebesar 21,14 persen. Rasio tersebut jauh di atas ketentuan yang ditetapkan regulator.

Rasio-rasio keuangan lainnya juga tercatat positif. Antara lain, Return on Asset (ROA) sebesar 0,86 persen, Return on Equity (ROE) sebesar 6,92 persen, Net Imbalan (NI) sebesar 5,16 persen, Net Operating Margin (NOM) sebesar 0,34 persen, dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 68,70 persen.

Dari sisi efisiensi perusahaan, BRI Syariah makin efisien. Hal itu terlihat dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 90,75 persen, lebih baik dibandingkan posisi Maret 2017 sebesar 93,67 persen.

“Sementara rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) Gross sebesar 4,92 persen dan NPF Nett sebesar 4,10 persen. Rasio tersebut masih di bawah batas yang ditetapkan regulator maksimal lima persen,” paparnya.

Di sisi lain, tahun ini, BRI Syariah menargetkan menjadi Bank Umum Kategori Usaha (BUKU) III. Salah satu cara yang dilakukan melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO). BRI Syariah bakal melepas 27 persen saham ke publik dengan total 2,6 miliar lembar saham. Proses pencatatan saham atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada awal Mei 2018.

Sampai dengan 31 Maret 2018, BRI Syariah memiliki modal inti sebesar Rp 3,46 triliun. Untuk menjadi bank BUKU III, BRISyariah harus memiliki modal inti minimal Rp 5 triliun.

"IPO ini merupakan langkah strategis bagi BRl Syariah untuk menjadi bank syariah terbesar di Indonesia," ungkap Hadi.

Hadi menjelaskan, dana yang diperoleh melalui IPO sekitar 80 persen akan digunakan oleh BRI Syariah untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan syariah. Selanjutnya, sekitar 12,5 persen untuk pengembangan sistem teknologi informasi dan 7,5 persen untuk pengembangan jaringan kantor cabang dari Sabang sampai Merauke.

BRI Syariah juga terus mengembangkan teknologi informasi untuk penguatan digital banking demi memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada nasabah. Hal itu dilakukan dengan peningkatan produk yang sudah ada melalui layanan integrasi dari internet banking BRIS dan mobile banking andalan BRI Syariah yang diberi nama BRIS Online.

"Aplikasi ini memudahkan nasabah BRI Syariah untuk memanfaatkan layanan perbankan BRI Syariah, di mana saja, kapan saja, melalui perangkat mobile/gadget, tanpa perlu mendatangi kantor BRI Syariah," kata Hadi menerangkan.

Hadi memaparkan, aplikasi BRIS Online selain memudahkan nasabah untuk melakukan isi ulang pulsa, bayar tagihan, transfer, juga untuk pembayaran zakat, infak, dan sedekah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement