REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju kurs rupiah di awal pekan ini terlihat membaik dibandingkan sebelumnya. Seperti diketahui, pekan lalu mata uang Tanah Air hampir menembus Rp 14 ribu per dolar AS.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), hari ini, Senin, (30/4), rupiah berada di level Rp 13.877 per dolar AS. Sebelumnya pada Jumat lalu, (27/4), ada di posisi Rp 13.879 per dolar AS.
Analis Binaartha Securities Reza Priyambada mengatakan, laju nilai tukar rupiah cenderung bergerak mendatar pada perdagangan di akhir pekan lalu. Hal itu seiring masih adanya imbas dari kekhawatiran naiknya laju dolar AS.
"Padahal dalam perdagangan valas (valuta asing) global, laju dolar AS cenderung tertahan jelang rilis GDP kuartal pertama AS yang diperkirakan akan cenderung melambat. Di sisi lain, rilis pertumbuhan ekonomi Inggris yang melambat membuat laju GBP cenderung tertekan," jelas Reza, Senin, (30/4).
Baca juga, Perbankan Waspadai Nilai Tukar Rupiah.
Hal itu, kata dia, berimbas pada pergerakan kurs yen Jepang dan euro yang tertahan terhadap dolar AS. Pergerakan mata yang rupiah pun akhirnya ikut tertahan.
Tertahannya pelemahan rupiah, menurutnya seiring respons pasar terhadap pernyataan Bank Indonesia (BI) yang menilai kondisi fundamental ekonomi Indonesia dalam keadaan baik.
"Meski laju dolar AS cenderung tertekan setelah laju imbal hasil obligasi AS mulai bergerak turun dan rilis GDP kuartal pertama lebih lambat dari sebelumnya namun kondisi tersebut masih bersifat sementara," tuturnya.
Reza berharap laju rupiah bisa kembali tertahan pelemahannya serta mampu memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk menemukan momentum kenaikannya kembali. "Rupiah diestimasikan bergerak di Kisaran support Rp 13.875 per dolar AS dan resisten Rp 13.894 per dolar AS," katanya.