REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (26/4), bergerak menguat 51 poin menjadi Rp13.871 dibanding posisi sebelumnya Rp 13.922 per dolar AS.
"Bank Indonesia yang melakukan intervensi membuat nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS," ujar Analis PT Valbury Asia Futures, Lukman Leong di Jakarta, Kamis (26/4).
Menurut dia, Bank Indonesia melakukan operasi pasar dalam rangka menjaga fluktuasi rupiah agar tidak terlalu bergejolak akibat meningkatnya optimisme pelaku pasar uang terhadap kenaikan suku bunga The Fed."Dengan fluktuasi rupiah yang stabil diharapkan tidak mengganggu aktivitas ekonomi nasional," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, apresiasi rupiah juga terbantu oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi nasional yang masih akan terus berlanjut seiring dengan masih dipertahankan suku bunga BI 7-day Reverse Repo Rate."Suku bunga kita cukup mampu menjaga pertumbuhan ekonomi dan menahan tekanan eksternal," katanya.
Ke depan, ia mengatakan sejumlah data ekonomi dari dalam negeri akan dirilis di antaranya laju inflasi periode April dan sejumlah data lainnya. Diperkirakan masih relatif stabil sesuai dengan target pemerintah."Inflasi yang stabil akan mengkonfirmasi kondisi ekonomi kita kondusif," katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (26/4) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.930 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.888 per dolar AS.