Ahad 15 Apr 2018 19:03 WIB

Rating Utang Naik Pertanda Kebijakan Ekonomi di Jalur Tepat

Kerangka kebijakan dinilai kredibel dan efektif menjaga stabilitas makro ekonomi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga pemeringkat internasional Moody's menaikkan peringkat utang Indonesia. Dengan begitu, peringkat utama Indonesia kini Baa2 atau outlook stabil, sebelumnya Baa3 atau outlook positif.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, penaikkan tingkat atau upgrade oleh Moody's ini merupakan pengakuan, kalau pembangunan dan kebijakan ekonomi Indonesia berada di jalur tepat. Pasalnya kerangka kebijakan saat ini dinilai kredibel dan efektif menjaga stabilitas makro ekonomi.

"Secara khusus untuk kebijakan fiskal, Moody's melihat, kebijakan fiskal lebih prudent. Defisit fiskal dan tingkat utang yang terjaga rendah telah mengurangi risiko pembiayaan," ujar Suahasil kepada Republika.co.id, Ahad, (15/4).

(Baca: Moody's Naikkan Peringkat Utang Indonesia, Ini Kata Menkeu)

Menurutnya, Moody's juga melihat sinergi kebijakan fiskal, moneter, serta reformasi sektor ril yang lebih baik. "Pemerintah Indonesia akan terus melakukan perbaikan kerangka kebijakan mendorong pertumbuhan, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan," tegasnya.

Sebagai informasi, Indonesia sudah mendapat peringkat Baa2/BBB dari empat lembaga. Empat lembaga terdiri atas Fitch pada Desember 2017, JCRA di 12 Februari 2018, R&l pada 7 Maret 2018, serta Moody's.

Dalam laporannya, Moody's menyatakan, peningkatan rating ini didukung antara lain oleh kerangka kebijakan pemerintah dan otoritas lainnya yang lebih kredibel dan efektif dalam mendukung stabilitas kondisi ekonomi makro. Menurut Moody's, kebijakan fiskal yang lebih hati-hati serta kebijakan moneter yang kondusif dapat meredam tekanan yang bersumber dari internal maupun eksternal.

Moodys pun menilai, membaiknya diversifikasi basis ekspor turut mendukung terjaganya stabilitas perekonomian, khususnya dalam perbaikan delisit neraca transaksi berjalan. Selain itu, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan stabil serta sistem perbankan yang sehat turut menjadi catatan positif dalam kenaikan rating lndonesia.

Berdasarkan rilis Kementerian Keuangan yang diterima hari ini, (15/4), dari sisi fiskal, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang selalu berada di bawah tiga persen menjadi indikasi disiplin pemerintah dalam menjaga keberlangsungan dan kesehatan fiskal. Berdasarkan hasil proyeksi Moody's, dengan mempertimbangkan kebutuhan pembiayaan akselerasi belanja produktif.

Tingkat utang pemerintah Indonesia akan tetap di bawah negara lainnya yang berada dalam kelompok investment grade. Hal ini menunjukkan optimisme pihak eksternal terhadap kesehatan fiskal lndonesia, baik saat ini maupun pada masa yang akan datang.

Berdasarkan definisi rating Moody's, peringkat Baa2 berarti surat berharga yang diterbitkan Indonesia ada dalam kategori moderate credit risk dan medium grade. Sementara stable outlook menggambarkan posisi rating yang akan stabil dalam beberapa waktu ke depan, sekaligus menunjukkan risiko yang berimbang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement