REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Elektrifikasi menjadi salah satu program prioritas nasional, sesuai arahan Presiden. Hal itu agar seluruh masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air dapat menikmati listrik.
Rasio elektrifikasi Indonesia pada 2019 ditargetkan lebih dari 99 persen. Untuk mencapai target tersebut, berbagai program kelistrikan terus dipercepat. "Sesuai arahan bapak Presiden dan bapak Menteri (ESDM) bahwa target rasio elektrifikasi nasional tahun 2019 sebesar 99 persen lebih, dan kami terus kerjakan untuk mencapai itu. Tahun 2017 kita berhasil capai 95,35 persen, jauh melampaui targetnya yaitu 92,75 persen. Kami optimistis dan kita kerjakan karena elektrifikasi adalah bagian dari mewujudkan energi berkeadilan," ungkap Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ahad (15/4).
Program ketenagalistrikan 35 ribu MW dan 7.000 MW berjalan sesuai rencana. Untuk program 35 ribu MW per 1 April 2018, telah mencapai progres sekitar 40 persen. Progres pembangunanan tidak dilihat dari proyek yang telah beroperasi saja, namun kemajuan dari masing-masing tahapan baik operasi, konstruksi, kontrak, pengadaan dan perencanaan.
Sebanyak 17.024 MegaWatt (MW) pembangkit listrik dalam Program 35 ribu MW sedang tahap konstruksi. Sementara 1.584 MW telah beroperasi. Sedangkan proyek yang sudah kontrak, namun belum konstruksi sebesar 12.690 MW.
Apabila dilihat dari total jumlah proyek yang sudah kontrak yaitu sebesar 31.298 MW atau 87 persen. Selebihnya tahap pengadaan dan perencanaan masing-masing sebesar 3.414 MW dan 1.095 MW.
Selain Program 35 ribu MW juga ada program 7.000 MW yang terdiri atas lanjutan dari Fast Track Program (FTP) tahap I dan II serta program reguler. Per 1 April 2018, progres program tersebut yang telah beroperasi sebesar 6.434 MW dan yang tahap konstruksi sebesar 1.406 MW.
Elektrifikasi Indonesia juga dilakukan dengan program listrik desa. Melalui PT PLN, pada 2017 lalu program listrik desa telah menjangkau 75.682 desa. Dalam dua tahun terdapat tambahan sebanyak 5.291 desa dibandingkan 2015 sebanyak 70.391 desa.
Selain itu, sebagai program pra elektrifikasi sebelum jaringan listrik masuk ke desa-desa terpencil, pemerintah juga memberikan lampu surya gratis untuk rumah di desa belum berlistrik. Paket program yang dinamakan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) terdiri dari empat buah lampu LED dan baterai yang terintegrasi, panel surya, dan pengisi daya ponsel (charger).
Pembiayaan program LTSHE tersebut bersumber dari APBN. Pada 2017 pembagian dan pemasangan LTSHE telah dilakukan untuk sekitar 80 ribu rumah. Sedangkan pada 2018 ini ditargetkan sebanyak 175 ribu rumah. Sementara untuk 2019 sedang tahap perencanaan untuk 125 ribu rumah.