Jumat 13 Apr 2018 20:13 WIB

BI-Pemerintah Rumuskan Empat Kebijakan Pacu Industri

Surplus neraca transaksi berjalan perlu didukung industri berorientasi ekspor

Bank Indonesia bersama pemerintah menggelar rapat koordinasi pusat-daerah (Rakor Pusda) yang ke-15 di Batam, Jumat (13/4).
Bank Indonesia bersama pemerintah menggelar rapat koordinasi pusat-daerah (Rakor Pusda) yang ke-15 di Batam, Jumat (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Bank Indonesia bersama pemerintah menggelar rapat koordinasi pusat-daerah (Rakor Pusda) yang ke-15 di Batam, Jumat (13/4). Berdasarkan hasil rapat tersebut dirumuskan empat langkah strategis untuk mempercepat pengembangan industri berorientasi ekspor di seluruh Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan stabilitas makroekonomi yang terjaga disertai struktur perekonomian yang kuat merupakan prasyarat untuk membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih kuat, berkelanjutan, berimbang, dan inklusif. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut perlu didukung oleh surplus neraca transaksi berjalan (current account). 

"Salah satu strategi penting yang perlu ditempuh adalah melalui percepatan pengembangan industri berorientasi ekspor, baik padat karya maupun berteknologi tinggi (technology intensive), termasuk industri hilir. Perluasan akses pasar komoditas manufaktur serta penyediaan kawasan industri diyakini dapat mendorong berkembangnya industri nasional," tutur Agus usai menggelar Rakor Pusda di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (13/4).

Ia juga menambahkan, rapat menyepakati empat langkah strategis yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang konsisten dan bersinergi. Pertama, mendorong berkembangnya industri berorientasi ekspor di daerah melalui pemberian kemudahan perizinan dan insentif fiskal. 

Kedua adalah menurunkan biaya logistik industri domestik melalui peningkatan kapasitas dan efisiensi infrastruktur konektivitas, air dan listrik. Ketiga, penguatan sumber daya manusia untuk mendukung penyediaan tenaga kerja dengan skill yang sejalan dengan kebutuhan perkembangan teknologi dan otomasi proses produksi (Industry 4.0). Terakhir adalah perluasan pasar ekspor industri nasional dengan menambah kerja sama perjanjian perdagangan bilateral/multilateral (Free Trade Agreement-FTA dan Preferential Trade Agreement-PTA) dengan tetap mempertimbangkan kepentingan nasional.

"Jadi secara umum kesimpulannya kita akan memperbaiki kawasan industri di Indonesia agar bisa lebih cepat dalam mendukung industri yang akan masuk ke Indonesia. Kita akan meningkatkan SDM yang sifatnya vokasional yang bisa lebih siap untuk mendukung teknologi menengah ke atas," ujar dia.

Rapat Koordinasi ini digelar bersama oleh Gubernur BI dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, serta dihadiri oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Rapat juga dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Gubernur Kepulauan Riau, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, para Walikota dan Bupati di Provinsi Kepulauan Riau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement