REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana memasukan pembangunan Bandara Kediri ke dalam dalam proyek strategis nasional (PSN). Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. "Tadi (bahas) mengenai proyek strategis nasional tambahan. Tadi kediri, Bandara Kediri," kata Luhut di Istana Negara, Jumat (7/4).
Namun, Luhut belum mau menjelaskan secara detil mengenai rencana Bandara Kediri untuk masuk dalam (PSN). Presiden Jokowi sendiri sebelumnya meminta ada evaluasi kembali mengenai target PSN. Sebab banyak PSN yang harus dikaji ulang sehingga bisa dihilangkan dalam terget penyelesaian. "Belum tahu ini segera akan disampaikan lagi," ujarnya.
Bandara Kediri bakal dibangun di atas lahan seluas 457 hektare yang sebagiannya telah dimiliki PT Gudang Garam Tbk. Bandara ini rencananya dibangun pada akhir 2018. Pada akhir 2019, bandara tersebut ditarget sudah bisa mulai beroperasi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kemarin menghadiri rapat koordinasi di Kemenko Maritim, Jakarta, Kamis (5/4), bersama sejumlah pemangku kepentingan termasuk TNI Angkatan Udara, PT Gudang Garam Tbk sebagai investor bandara Kediri, dan PT Angkasa Pura II (Persero). "Intinya Pak Menko (Luhut Binsar Pandjaitan, Red) memantau kegiatan ini. Kita harapkan sudah bisa mulai dibangun tahun ini dan sesegera mungkin. Bahkan Pak Menko mengharapkan 2019 bisa soft opening," ucapnya.
Budi menjelaskan berdasarkan paparan Gudang Garam, rencananya bandara tersebut akan dibangun dengan landas pacu sepanjang 3.000 meter. Namun, pada tahap awal, panjang landas pacu akan dibangun sepanjang 2.400 meter. "Mereka sudah kasih proposal, nilai investasinya kira-kira Rp 5 triliun," ungkapnya.
Ada pun saat ini, Budi mengatakan, pembangunan bandara baru masuk tahap penetapan lokasi serta penetapan desain. Menurut Budi, rencana pembangunan bandara di Kediri telah mendapat dukungan karena jajaran pemerintah daerah hingga TNI AU telah menyetujuinya.