Kamis 05 Apr 2018 07:47 WIB

AS Diproyeksikan Terus Meningkatkan Produksi Minyak Mentah

AS bisa menjadi eksportir utama minyak dunia.

Red: Nur Aini
Sebuah mesin berat memompa minyak mentah dari ladang minyak di Lubbock, Texas (ilustrasi)
Foto: En.wikipedia.org
Sebuah mesin berat memompa minyak mentah dari ladang minyak di Lubbock, Texas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Badan Informasi Energi AS (EIA)  pada Rabu (4/4) mengatakan bahwa rata-rata produksi minyak mentah AS secara tahunan mencapai 9,3 juta barel per hari (bph) pada 2017. Jumlah itu meningkat lima persen.

EIA memproyeksikan bahwa produksi minyak mentah AS akan terus tumbuh pada 2018 dan 2019, mencapai rata-rata 10,7 juta bph dan 11,3 juta bph masing-masing. Pada November 2017, produksi minyak mentah AS bulanan mencapai 10,07 juta bph, tingkat produksi minyak mentah bulanan tertinggi dalam sejarah AS.

Produksi minyak mentah AS telah meningkat secara signifikan selama 10 tahun terakhir. Hal itu terutama didorong produksi dari formasi batuan ketat menggunakan pengeboran horizontal dan hydraulic fracturing (rekah hidrolik).

Meskipun banyak yang telah berubah sejak 1970, negara bagian Texas terus memproduksi lebih banyak minyak mentah daripada negara bagian atau wilayah lainnya di AS. Texas telah menduduki posisi teratas produksi minyak hampir setiap tahun sejak 1970. Produksi minyak mentah Texas rata-rata 3,5 juta bph pada 2017 dan mencapai rekor tingkat bulanan tertinggi 3,95 juta bph pada Desember 2017.

Produksi tahunan Texas pada 2017 meningkat hampir 300 ribu bph. Hal itu didorong pertumbuhan produksi signifikan di wilayah Permian yang meliputi bagian-bagian dari Texas hingga New Mexico.

Para ahli percaya bahwa sejak produksi minyak serpih Amerika meningkat secara besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir maka akan mengurangi impor minyak dari Timur Tengah. Selain itu, AS dapat menjadi eksportir minyak penting pada tahun-tahun mendatang. Para ahli sepakat bahwa, dengan produksi minyak serpih yang surplus di Amerika Serikat dan meningkatnya permintaan di Cina, kedua negara memiliki lebih banyak peluang untuk bekerja sama dalam bidang energi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement