REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian menyiapkan 10 inisiatif nasional untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan, 10 inisiatif yang bersifat lintas sektoral tersebut mencakup pembangunan satu peta jalan zona industri, pemberdayaan industri kecil dan menengah, pembangunan infrastruktur digital nasional, perbaikan alur barang dan material, dan penyediaan standar-standar keberlanjutan.
Selain itu, inisiatif nasional ini juga mencakup peningkatan kualitas SDM, pembangunan eksosistem inovasi, pemberian insentif untuk investasi teknologi, harmonisasi regulasi serta menarik minat investasi asing.
"Ini akan memberikan arah yang jelas bagi pergerakan industri nasional di masa depan," kata Airlangga, dalam acara Industrial Summit di JCC, Rabu (4/4).
Pemerintah telah berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui implementasi industri 4.0. Ada lima sektor manufaktur yang akan didorong di era industri 4.0. Kelima sektor tersebut yakni makanan dan minuman, elektronik, otomotif, tekstil dan footwear, serta kimia.
"Lima sektor manufaktur itu akan menjadi percontohan dalam pelaksanaan 10 inisiatif nasional dalam upaya memperkuat struktur perindustrian Indonesia," ujar Airlangga.
Menurut Airlangga, dengan dimulainya era industri baru 4.0 yang berfokus pada digitalisasi, pemerintah juga sudah menetapkan target-target capaian. Industri manufaktur ditargetkan menyumbang kontribusi terhadap PDB sebesar 21-26 persen pada 2030.
Selain itu, pemerintah juga berambisi untuk meningkatkan rasio ekspor netto terhadap PDB menjadi 5-10 persen pada 2030. Sebagai dampak dari peningkatan ekspor tersebut, Airlangga memperkirakan, akan jutaan lapangan pekerjaan baru yang tersedia di industri, baik manufaktur maupun non-manufaktur.