Selasa 03 Apr 2018 00:06 WIB

Penurunan Harga Beras tak Mampu Redam Inflasi

Bahan pangan berkontribusi terhadap inflasi 0,05 persen.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Penjual beras di Pasar Beringharjo Selasa (6/2). Ia mengatakan harga beras relatif stabil tinggi.
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Penjual beras di Pasar Beringharjo Selasa (6/2). Ia mengatakan harga beras relatif stabil tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat telah terjadi penurunan harga beras pada Maret 2018 dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, penurunan harga beras belum dapat mengimbangi kontribusi inflasi dari kenaikan harga cabai dan bawang.

Data BPS menunjukkan harga beras medium di level penggilingan pada Maret 2018 adalah sebesar Rp 9.698 per kilogram atau turun 5,06 persen dibandingkan Februari 2018.

"Kita harapkan bulan berikutnya harga beras semakin turun karena bobot beras di inflasi lumayan tinggi," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (2/4).

Penurunan harga beras seiring dengan penurunan harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebesar 8,65 persen dibandingkan Februari 2018 menjadi Rp 4.757. Suhariyanto mengaku dengan bobot beras sebesar 3,9 persen terhadap inflasi, komoditas tersebut memberikan andil deflasi sebesar 0,1 persen terhadap kelompok bahan pangan pada Maret 2018. Akan tetapi, hal itu belum cukup mengkompensasi inflasi dari kelompok bumbu-bumbuan seperti cabai dan bawang.

"Sehingga di bahan pangan masih terjadi inflasi dengan andil 0,05 persen," ujar Suhariyanto.

Sebelumnya, BPS melaporkan inflasi pada Maret 2018 adalah sebesar 0,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dengan angka tersebut, tingkat inflasi untuk tahun kalender adalah 0,99 persen. Sementara, jika dibandingkan dari tahun ke tahun (year on year/yoy), tingkat inflasi mencapai 3,4 persen.

"Dengan memperhatikan target inflasi pada APBN 2018 yang sebesar 3,5 persen, hal ini saya bilang masih terkendali," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (2/4).

Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota yang dipantau, 57 kota mengalami inflasi sementara 25 kota mengalami deflasi. Inflasi Maret 2018 secara bulanan lebih tinggi jika dibandingkan inflasi Maret 2017 yang justru terjadi deflasi sebesar 0,02 persen. Inflasi Maret 2018 juga masih lebih tinggi dibandingkan inflasi Maret 2016 yang sebesar 0,19 persen. Suhariyanto menyoroti perkembangan menggembirakan terjadi secara tahunan. Ia mengatakan, inflasi Maret 2018 (yoy) adalah sebesar 3,4 persen atau lebih kecil dibandingkan inflasi Maret 2017 (yoy) yang sebesar 3,61 persen dan Maret 2016 (yoy) yang sebesar 4,45 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement