Sabtu 31 Mar 2018 08:38 WIB

Pertumbuhan Kredit Bank Sampoerna Ditopang Sektor UMKM

Total penyaluran kredit pada 2017 mencapai Rp 6,2 triliun.

Rep: Iit Septiyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Nasabah sedang melakukan transaksi di Bank Sampoerna.
Foto: bank sampoerna
Nasabah sedang melakukan transaksi di Bank Sampoerna.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyaluran kredit PT Bank Sahabat Sampoerna tumbuh 8,04 persen pada 2017. Angka itu dinilai sejalan dengan pertumbuhan kredit di industri perbankan secara keseluruhan.

Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah menjelaskan, pertumbuhan kredit perseroan ditopang oleh penyaluran ke sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). "Sejalan dengan visi kami untuk berfokus pada UMKM, saya bersyukur pertumbuhan kami terutama didukung oleh kredit ke sektor UMKM," ujar Ali melalui siaran pers, yang diterima Republika.

Ia menyebutkan, total penyaluran kredit pada 2017 mencapai Rp 6,2 triliun. Sebanyak 78 persen di antaranya disalurkan ke UMKM. "Pertumbuhan kredit yang cukup signifikan ini dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) bruto yang berada pada tingkat 2,90 persen," tuturnya.

Dirinya menambahkan, NPL tersebut menurun dibandingkan posisi akhir 2016 yang berada di level 3,09 persen. Lebih lanjut, kata dia, salah satu upaya mendorong peningkatan penyaluran kredit di 2017, Bank Sampoerna meluncurkan produk pinjaman super cepat sekaligus fleksibel bernama Probiz. Produk itu bertujuan memberikan kemudahan bagi calon nasabah yang membutuhkan dana cepat.

Direktur SME, Funding, FI, dan Jaringan Kantor Ong Tek Tjan menjelaskan, Probiz diperuntukkan bagi nasabah maupun calon nasabah yang membutuhkan dana segera. "Kami juga memberikan kemudahan persyaratan dan prosedur yang sangat simple. Nasabah dapat membayarkan angsuran-nya kapanpun selama periode pinjaman," tuturnya.

Nasabah, kata dia, bisa pula membayar maupun menarik pinjaman berkali-kali kapan pun. Bahkan nasabah tidak perlu membayar bunga bila dana tersebut belum digunakan.

Sementara itu DPK Bank Sampoerna pada 2017 meningkat sebesar 7,7 persen menjadi Rp 6,7 triliun dari Rp 6,2 triliun pada akhir 2016. Dana murah perseroan juga naik signifikan hingga 23,2 persen.

Peningkatan ini, kata Ong Tek Tjan, terutama didorong oleh peningkatan giro sebesar 82,7 persen dibandingkan dengan jumlah giro di tahun sebelumnya. Sementara tabungan dan deposito meningkat masing-masing sebesar 9 persen  dan 5,5 persen selama periode sama.

Meski begitu, komposisi DPK masih didominasi oleh deposito, yaitu sebesar 85,8 persen. "Peningkatan DPK menunjukkan, tingkat kepercayaan masyarakat dan brand awareness Bank Sampoerna dari waktu ke waktu terus meningkat," ujar Ong Tek Tjan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement