REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Puluhan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) melakukan unjuk rasa ke gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (29/3). Mereka menolak kebijakan pemerintah yang melakukan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi.
Aksi para mahasiswa ini dengan membawa poster dan spanduk yang berisi penolakan kenaikan harga BBM. Namun kedatangan mahasiswa ke gedung wakil rakyat ini tidak ditemui satu orang anggota DPRD yang tengah melakukan kegiatan di luar kantor. Dampaknya, para mahasiswa kesal dan membakar poster serta sampah di depan pintu masuk gedung DPRD Kota Sukabumi.
"Kami menolak kenaikan harga BBM yang menyengsarakan masyarakat," ujar Ketua Departemen Kebijakan Publik KAMMI Daerah Sukabumi, Oksa Bachtiar Camsyah, dalam orasinya. Hal ini menyikapi kenaikan harga Pertalite dari Rp 7.800 per liter menjadi Rp 8.000 per liter pada 24 Maret 2018 lalu.
Kenaikan harga BBM ini terang Oksa merupakan yang ke empat kalinya di sepanjang 2018. Rinciannya kata dia pada 13 Januari, 20 Januari dan 24 Februari lalu.
Kebijakan tersebut ungkap Oksa jelas berdampak pada masyarakat terutama rakyat kecil. Kesengsaraan ini lanjut dia akan terus bertambah karena akan datangnya bulan puasa. Di mana kata dia harga barang kebutuhan pokok masyarakat akan mengalami kenaikan.
Oksa mengatakan, para mahasiswa awalnya datang ke gedung wakil rakyat untuk mendorong anggota DPRD menolak kenaikann harga BBM. Namun kata dia meskipun hari kerja tidak ada satu pun wakil rakyat yang berkantor. Padahal sambung dia mereka seharusnya bertugas menyerap aspirasi warga.
"Mahasiswa akan kembali datang untuk menyuarakan hal yang sama," imbuh Oksa. Pasalnya kenaikan harga BBM ini berdampak pada masyarakat kecil.
Sementara itu salah satu staf DPRD menyebutkan semua anggota DPRD tidak ada di gedung dewan. Sebagian diantaranya ada yang tengah di Bali dan yang lainnya Jakarta. Di sisi lain pejabat Pemkot Sukabumi lebih fokus pada acara helaran budaya dalam rangka hari jadi kota yang lokasinya berjarak sekitar 50 meter dari gedung dewan.n riga nurul iman