Senin 26 Mar 2018 13:28 WIB

Pedagang Eceran Mengeluh Harga Pertalite Naik

Warga ikut mengeluhkan kenaikan harga Pertalite.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nur Aini
Petugas membantu konsumen mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM), ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Petugas membantu konsumen mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM), ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Naiknya harga bahan bakar minyak  khusus (BBM) Pertalite dikeluhkan sejumlah pedagang BBM eceran di Solo. Pedagang pun harus menambah modalnya agar tetap bisa menjual BBM dengan cara eceran.

Kisno (37 tahun), pedagang BBM eceran di Jalan Kolonel Sutarto mengaku harus menambah modal sejak harga harga Pertalite naik pada Jumat (23/4). Setiap hari, Kisno biasanya menyediakan 20 liter bensin eceran jenis Pertalite. Namun jumlah itu bisa bertambah jika stok habis dalam setengah hari. Ia pun kembali membeli bensin ke SPBU terdekat.

Sejak harga pertalite naik dari Rp 7.600 per liter menjadi Rp 7.800 per liter, Kisno pun langsung memasang pengumuman perubahan harga di tempatnya berjualan. Ia menaikkan harga Pertalite eceran menjadi Rp 9.000 per liter.

"Harganya naik, saya ya ikutan naikkan harga. Tambah modal saja sedikit kalau habis beli lagi," kata Kisno saat ditemui Republika.co.id pada Senin  (26/3).

Menurut Kisno, meski harga Pertalite naik, stok BBM ecerannya itu selalu habis terjual. Namun, kata dia, banyak keluhan pembeli sejak kenaikan harga Pertalite itu.

"Dibilang mahal-mahal sekali jualnya, ya kalau mau protes sana sama Pemerintah saja," katanya.

Begitupun Asih (37 tahun), pedagang BBM eceran di Pasar Kliwon juga menaikkan harga Pertalite eceran menjadi Rp 9.000 per liter. Ia mengeluh lantaran harga Pertalite terus merangkak naik mulai Januari dari  Rp 7.500 per liter menjadi Rp 7.600 per liter dan kini menjadi Rp 7.800 per liter.

"Harganya naik saya nggak stok banyak-banyak, sedikit tapi kalau habisnya cepat langsung stok lagi supaya berputar terus beli barang lain yang habis," tutur Asih yang juga seorang pedagang kelontongan. 

Kenaikan harga BBM khusus Pertalite juga dikeluhkan warga. Khairuddin (48 tahun) mengaku kaget saat mendengar harga BBM jenis Pertalite naik. Sebab, menurutnya tak ada sosialisasi dari pemerintah tentang rencana kenaikan harga itu.

Ia pun mengeluh lantaran harus merogoh kocek lebih dalam membeli bahan bakar minyak. Warga Karanganyar yang berprofesi sebagai sales itu mengaku bingung memikirkan biaya yang dikeluarkan untuk membeli BBM bertambah.

"Mau gimana lagi, ya sekarang mau jual barang jauh dikira-kira dulu nutupi nggak bensinnya," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement