Ahad 25 Mar 2018 16:20 WIB

Uber Jual Lini Bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab

Melalui penjualan tersebut, Uber akan menguasi saham Grab sekitar 25-30 persen.

Rep: Adinda Priyanka/ Red: Nidia Zuraya
Aplikasi taksi daring Uber.
Foto: Flickr
Aplikasi taksi daring Uber.

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Uber Technologies Inc. telah mencapai kesepakatan untuk menjual bisnis operasi di Asia Tenggara ke rivalnya, Grab. Sejumlah pihak yang akrab dengan isu ini mengatakan, kesepakatan antara kedua pihak akan diumumkan secepanya pada Senin (26/3) besok di Singapura.

Dilansir dari Bloomberg, Ahad (25/3), kesepakatan mencakup semua operasi Uber di Asia Tenggara serta Uber Eat di beberapa kawasan. Kesepakatan tersebut membuat Uber akan memegang kepemilikan saham di Grab sekitar 25 hingga 30 persen. Sejauh ini, baik Grab dan Uber menolak berkomentar.

Langkah penjualan operasional ke kompetitor ini bukanlah pertama kalinya bagi Uber. Dua tahun lalu, Uber melakukan hal sama, di mana ia menjual bisnisnya di Cina ke perusahaan transportasi online lokal, DidiChuxing.

SoftBank Group Corp, pendukung utama Grab dan Uber serta Didi Chuxing memegang peran penting dalam konsolidasi ini. Mereka melihat, kesepatakan dibutuhkan untuk meningkatkan keuntungan dari bisnis global yang menghasilkan setidaknya miliaran dolar AS per tahun.

Pendatang baru dan kekuatan pemain lokal seperti Lyft Inc di Amerika Serikat telah mempersulit upaya ini. Selain itu, Uber juga setuju menjual unit bisnisnya di Rusia ke Yandex, tepat sebelum Dara Khosrowshashi mengambil alih posisi chief executive.

Khosrowshahi mendorong agar perusahaan bisa memperkuat keuangan guna mempersiapkan diri dalam penawaran umum (public offering) pada tahun depan. Menarik diri dari pasar seperti Asia Tenggara diprediksi akan meningkatkan laba perusahaan yang telah menghabiskan investasi 10 miliar dolar AS sejak didirikan sembilan tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement