Jumat 12 Apr 2019 13:19 WIB

Mau IPO, Uber Ungkap Kemungkinan tak Untung

Uber mencatatkan pendapatan 11,3 miliar dolar AS pada 2018.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Seorang pengunjung berjalan di Kantor Uber di San Francisco. Uber mengumumkan rencana untuk go public
Foto: AP Photo/Eric Risberg
Seorang pengunjung berjalan di Kantor Uber di San Francisco. Uber mengumumkan rencana untuk go public

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Uber Technologies Inc memiliki 91 juta pengguna. Kendati begitu perusahaan transportasi online ini menyebutkan bahwa pertumbuhannya sedang melambat dan kemungkinan tidak akan memperoleh keuntungan.

Dalam dokumen pengajuan IPO, Uber memberikan gambaran keuangan komprehensif pertama dari perusahaan yang berusia satu dekade. Dokumen pengajuan ini menggarisbawahi pertumbuhan cepat Uber dalam tiga tahun terakhir. Di sisi lain juga bagaimana serangkaian skandal publik dan meningkatnya persaingan dari saingan telah membebani rencana perusahaan untuk menarik dan mempertahankan pengemudi.

Baca Juga

Dokumen ini juga menyoroti sejauh mana Uber menghasilkan laba. Perseroan memperingatkan bahwa biaya operasi meningkat secara signifikan di masa mendatang dan itu mungkin tidak mencapai profitabilitas. Uber merugi sebesar 3,03 miliar dolar AS pada 2018.

Pengajuan dokumen dengan US Securities and Exchange Commission mengungkapkan Uber memiliki 91 juta pengguna aktif rata-rata per bulan di platform-nya, termasuk Ubereats, pada akhir 2018. Jumlah ini naik 33,8 persen dari 2017, tetapi pertumbuhan melambat dari 51 persen dari setahun sebelumnya.

Uber belum pernah mengungkapkan jumlah pengguna terbaru sebelumnya, dan angka tersebut menunjukkan skala bisnis. Meskipun basis penggunanya termasuk pelanggan layanan lain dan berbagi perjalanan, jumlahnya hampir lima kali lipat dari 18,6 juta yang diumumkan oleh saingannya, Lyft Inc. 

Uber pada 2018 memiliki pendapatan 11,3 miliar dolar AS, naik sekitar 42 persen dibanding 2017. Namun, pertumbuhan itu tidak semasif 2016 yang mencapai 106 persen.

Uber menetapkan jumlah placeholder 1 miliar dolar AS, tetapi tidak menyebutkan jumlah spesifik IPO. Reuters melaporkan minggu ini bahwa Uber berencana untuk menjual saham senilai sekitar 10 miliar dolar AS dengan penilaian antara 90 miliar dolar AS dan 100 miliar dolar AS. Bankir investasi sebelumnya memberi tahu Uber bahwa itu bisa bernilai 120 miliar dolar AS. Uber akan menjadi penawaran umum perdana terbesar sejak perusahaan e-commerce Cina, Alibaba Group Holding Ltd pada 2014, yang mengumpulkan 25 miliar dolar AS.

Meskipun Uber tidak lagi menargetkan valuasi IPO sebesar 120 miliar dolar AS, beberapa bonus saham kepada Chief Executive Dara Khosrowshahi dan eksekutif perusahaan lainnya hanya dipicu ketika valuasi tersebut tercapai. Uber akan mengikuti Lyft untuk menjadi go public.

Setelah membuat pengarsipan publik, Uber akan memulai serangkaian presentasi investor (roadshow), yang menurut laporan Reuters akan dimulai pada 29 April. Perusahaan ini berada di jalur yang tepat untuk menentukan harga IPO dan mulai berdagang di Bursa Efek New York di Awal mei. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement