Senin 19 Mar 2018 11:06 WIB

Rupiah Melemah di Awal Pekan

Diharapkan pelemahan terbatas untuk menjaga laju Rupiah tidak melemah lebih dalam.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Petugas menghitung uang rupiah dan dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Kamis (5/3).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Petugas menghitung uang rupiah dan dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Kamis (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan kurs rupiah diperkirakan masih cenderung melemah pada awal pekan ini, Senin, (19/3). Hal itu seiring berkurangnya permintaan rupiah yang sebelumnya cenderung menguat.

Analis Binaartha Securities Reza Priyambada menilai, seharusnya rupiah bisa menguat karena pergerakan mata uang dolar AS cenderung melemah. Bersamaaan dengan kondisi ekonomi dan politik di Amerika Serikat (AS).

"Diharapkan pelemahan dapat lebih terbatas untuk menjaga laju Rupiah untuk tidak melemah lebih dalam," ujar Reza di Jakarta, Senin, (19/3). Ia menambahkan, kurs Rupiah diestimasikan akan bergerak di kisaran support Rp 13.777 per dolar AS dan resisten Rp 13.439 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan kurs Jisdor, sampai pukul 10.48 WIB masih berada di level Rp 13.765 per dolar AS. Belum berubah sejak Jumat lalu.

Sedangkan di spot, kurs rupiah dibuka melemah 19 poin di posisi Rp 13.770 per dolar AS tadi pagi. Lalu pada pukul 10.00 WIB, melemah 13 poin di Rp 13.764 per dolar AS.

Lebih lanjut Reza menjelaskan, laju kurs dolar AS melemah di tengah masih adanya kekhawatiran akan terjadinya perang dagang dan kembali munculnya sentimen pergantian pejabat di pemerintahan Presiden Trump. Isu pergantian ini muncul seiring rencana Presiden Trump yang akan menggantikan Penasihat Keamanan AS.

"Pasar cenderung merespon negatif karena di khawatirkan dapat mengganggu stabilitas politik AS. Hanya saja, tampaknya laju Rupiah tidak banyak berimbas. Di sisi lain, meningkatnya permintaan akan mata uang yen jepang membuatnya terapresiasi meski diiringi pemberitaan skandal yang dilakukan Perdana Menteri Abe," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement