Selasa 13 Mar 2018 09:40 WIB

Harga Minyak Tertekan Kekhawatiran Peningkatan Produksi

Investor khawatir mengenai meningkatnya produksi AS dan pasokan OPEC yang ketat.

Harga minyak dunia (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga minyak dunia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan Senin waktu New York atau Selasa (13/3) pagi WIB. Penurunan harga minyak dipicu kekhawatiran investor mengenai meningkatnya produksi AS dan pasokan OPEC yang ketat.

Kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei, turun 54 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap di 64,95 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara itu, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun 68 sen atau 1,1 persen, menjadi berakhir pada 61,36 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Para investor mempertimbangkan peningkatan pasokan AS melawan kemungkinan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC akan mempertahankan pemangkasan pasokan yang telah berlaku selama lebih dari satu tahun.

"Pasar terus bergulir bolak-balik pada gagasan bahwa meningkatnya permintaan global dan penurunan produksi akan mendukung harga. Namun produksi AS, dan tingkat produksi Amerika Utara pada umumnya, akan meniadakan banyak dampak dari itu," kata Gene McGillian, direktur riset pasar di Tradition Energy.

Perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan pada Jumat (9/3) bahwa perusahaan-perusahaan energi pekan lalu mengurangi rig minyak mereka untuk pertama kalinya dalam hampir dua bulan. Namun, Amerika Serikat sekarang adalah negara produsen minyak mentah nomor dua dunia, di depan eksportir utama Arab Saudi.

Pada Ahad (11/3), menteri minyak Iran Bijan Zanganeh mengatakan bahwa OPEC dapat menyetujui pada Juni untuk mulai mengurangi hambatan-hambatan produksi saat ini pada 2019. Pada hari yang sama, pejabat Saudi mengatakan mereka akan menunda penawaran umum perdana Saudi Aramco sampai 2019.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement