REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meyakini kebijakan proteksionisme Amerika Serikat yang menaikkan tarif impor baja dan aluminium tak akan berdampak signifikan pada Indonesia. Sebab, baja dan aluminium impor yang masuk ke Indonesia kebanyakan berasal dari Cina.
"Dampaknya tidak terlalu besar, impor kita kebanyakan dari Cina," ujar Mendag, di Jakarta Convention Center, Jumat (9/3).
Ia memandang, yang harus dilakukan saat ini adalah mendorong hilirisasi industri produk baja dan aluminium. Sehingga, produsen dalam negeri dapat memaksimalkan pasar domestik yang saat ini sebagian kebutuhannya masih dipenuhi produk impor.
Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menandatangi keputusan untuk menaikkan tarif impor produk baja menjadi 25 persen dan aluminium 10 persen. Keputusan itu mendapat reaksi negatif dari sejumlah negara di Asia yang akan terkena dampak dari kebijakan tersebut.
Jepang mengatakan, kenaikan tarif akan membawa dampak yang besar pada hubungan bilateral kedua negara. Adapun Korea Selatan berencana mengajukan keberatan melalui World Trade Organization (WTO).
Sementara, Cina, yang memproduksi setengah dari produksi baja dunia, dengan tegas menolak keputusan tersebut.
"Kenaikan tarif itu akan membawa dampak yang besar pada perdagangan global," ujar Menteri Perdagangan Cina, seperti dikutip Reuters.