Rabu 07 Mar 2018 19:33 WIB

Menperin Siap Tiru Trump untuk Cegah Banjir Baja Cina

Kebijakan bea masuk akan diberlakukan jika sektor industri mulai terdampak.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Teguh Firmansyah
Industri Baja (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Industri Baja (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengaku telah menyiapkan proteksi jika baja asal Cina masuk ke Indonesia. Ia mengatakan, baja dari Cina berpotensi membanjiri pasar Indonesia. Hal ini sebagai imbas kebijakan pemerintah Amerika Serikat menaikkan tarif bea masuk untuk baja dan aluminium.

"Kalau baja tentu (Cina) mencari alternatif pasar dan alternatif pasar tentunya bisa Indonesia salah satunya. Nah, kita siapkan seperti Trump saja, safety atau BMAD (Bea Masuk Anti Dumping)," ujar Airlangga di Jakarta, Rabu (7/3).

BMAD merupakan bea masuk tambahan yang dikenakan terhadap barang impor ketika harga ekspor dari barang tersebut lebih rendah dari nilai normalnya atau harga pasar domestik.

 

Baca juga, Darmin Antisipasi Banjir Baja Cina ke Indonesia.

 

Meski begitu, kata Airlangga, detail mengenai proteksi tersebut masih dalam pembahasan. Ia mengatakan, kebijakan tersebut akan diambil ketika industri mulai terdampak.  "Itu kalau sudah ada injury. Kalau belum ada injury, ya tidak bisa //ngapa-ngapain," ujar Airlangga

 

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai, penerapan BMAD ibarat buah simalakama. Hal ini karena penerapan kebijakan tersebut bisa mengundang protes dari industri hilir pengguna baja. Akan tetapi, jika hal itu tidak diterapkan, industri hulu baja akan tertekan dengan masuknya baja dari Cina.

"Jadi dari Kemenperin kita minta menghitung. BKF (Badan Kebijakan Fiskal) juga membahas," ujar Enggar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement