REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Airbus SE tengah bersiap mengumumkan pemangkasan tenaga kerja di dua unit bisnisnya akibat rendahnya pendapatan. Produsen pesawat Eropa ini akan segera bertemu Dewan Kerja Eropa pada Rabu (7/3) mendatang untuk menjelaskan rencana perumahah sejumlah pekerja di unit produksi A380 superjumbo dan A400M transportasi militer. Airbus juga akan mendiskusikan dampak rencana ini terhadap lapangan pekerjaan, demikian pernyataan yang disampaikan Airbus seperti dikutip Bloomberg, Senin (5/3).
Sekitar 3.600 pekerja di pabrik Airbus di Bremen dan Augsburg Jerman, Seville Spain dan Filton Inggris akan terkena dampak rencana Airbus ini. Menteri Ekonomi Jerman Ilse Aigner mengatakan pemangkasan tenaga kerja bisa dilakukan tanpa memutuskan hubungan kerja.
Airbus mengatakan, laporan rencana mereka tersebut kemungkinan memang eksesif dan mereka mengkhawatirkan menyebarnya kekhawatiran di dua unit tersebut. Airbus mengaku tidak akan berkomentar jauh sebelum bicara dengan pihak yang memahami dampak sosial rencan tersebut. Belum lagi aturan tenaga kerja yang harus dipenuhi di beberapa negara berbeda.
Bulan lalu, Airbus menjalin kerja sama dengan pembeli pesawat A400M mereka dari kalangan pemerintah yang ingin membeli beberapa pesawat turboprop. Namun kemudian, negara tersebut malam menuntup Airbus sebesar 1,3 miliar euro (1,6 miliar dolar AS) dan membuat Airbus merugi.
Sementara di sisi lain, Airbus sendiri berhasil memenangkan pesanan senilai 16 miliar dolar AS dari pesanan A380 superjumbo oleh maskapai Emirates yang berbasis di Dubai. Kesepakatan yang ditandatangani bulan lalu itu membantu keberlanjutan produksi Airbus dalam beberapa tahun ke depan, meski tak menaikkan tingkat produksi.
Emirates merupakan satu-satunya maskapai yang menggunakan A380 di garis depan operasi bisnis mereka. Semula, pesanan A380 oleh Emirates ini akan dilakukan saat Dubai Airshow berlangsung pada November 2017 lalu. Namun Emirate malah memesan 40 unit pesawat Boeing 787 Dreamliner.
Emirates menyatakan pesanan 20 unit pesawat A380 ini sudah final. Maskapai terbesar dunia itu berencana akan memesan lagi 16 unit A380. Pesanan Emirate direncakan selesai bertahap mulai 2020 mendatang.
Emirates merupakan konsumen terbesar pesawat. Emirates memiliki 101 unit pesawat yang terbang aktif dan 41 unit lain yang ditempatkan di berbagai tempat.
Airbus sempat mengatakan pihaknya akan menghentikan produksi A380 bila Emirates tidak memesan lagi pesawat itu. Pesawat A380 pertama kali diproduksi pada 1990an dan terang-terangan menggantikan Boeing 747 dengan sejumlah pengembangan pada 1993. Pesawat ini memiliki kursi berjumlah sama di kedua sisi dalam kabin. Pesawat ini juga didesain untuk bisa menfasilitasi aneka fasilitas seperti bar, kamar rias, toko bebas bea dan cukai, atau setelan lain sesuai keinginan pengguna pesawat.