Kamis 01 Mar 2018 21:07 WIB

Laba Bersih Waskita Naik 131,72 Persen

Kenaikan laba tak terlepas dari berbagai keterlibatan di proyek infrastruktur.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Teguh Firmansyah
PT Waskita Karya, salah satu BUMN di bidang jasa konstruksi.
PT Waskita Karya, salah satu BUMN di bidang jasa konstruksi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) mencatat adanya kenaikan laba berssih pada 2017. Diretur Utama Waskita Karya M. Choliq mengatakan pada 2017, penerimaan laba bersih yang sudah diaudit mencapai Rp 4,201 triliun.

"Pencapaian ini ada melonjak 131,72 persen dibandingkan kinerja laba bersih yang dicapai tahun sebelumnya sebesar Rp 1,813 triliun," kata Choliq dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (1/3).

Dia mengatakan, pencapaian pertumbuhan kinerja Waskita dalam empat tahun belakangan ini menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan karena laba bersih Waskita melonjak tajam pada 2017.

 

Sejak 2014 bertumbuh 104,68 persen menjadi Rp 1,048 triliun pada 2015 dan pada Tahun 2016 meningkat 72,99 persen menjadi Rp 1,813 triliun, dan pada 2017 bertumbuh 131,72 persen menjadi Rp 4,201 triliun.

Peningkatan signifikan pada laba bersih tersebut, lanjut Choliq, seiring dengan meningkatnya pendapatan usaha pada 2017 yang tercatat sebesar Rp 45,21 triliun. "Angka ini ada pertumbuhan sebanyak 90,04 persen dibandingkan pencapaian pada 2016 sebesar Rp 23,79 triliun," tutur Choliq.

Selanjutnya, dalam kontrak baru yang diperoleh Waskita sepanjang 2017 sebesar Rp 55,83 triliun. Meskipun nilai tersebut turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 69,97 triliun, Choliq mengatakan nilai kontrak yang dalam pengerjaan 2017 meningkat menjadi Rp 138,10 triliun atau naik 32,76 persen dibandingkan 2016 sebesar Rp 104,02 triliun.

Dari pos total aset, Waskita juga mencatat pada 2017 mengalami kenaikan 59,35 persen senilai Rp 97,89 triliun. Padahal pada 2016 hanya Rp 61,43 triliun. Sedangkan pada 2013 total aset masih berada di posisi Rp 8,79 triliun, naik menjadi Rp 112,54 triliun pada 2014 dan Rp 30,31 triliun pada 2015 lalu melonjak sebesar 102,67 persen pada 2016 menjadi Rp 61,43 triliun.

Demikian juga total ekuitas secara berturut turut naik dari Rp 2,32 triliun pada 2013 menjadi Rp 2,77 triliun pada 2014. "Lalu kenaikan total ekuitas melonjak sebesar 250,18 persen yang dicatat pada 2015 menjadi Rp 9,70 triliun, kemudian naik 72,88 persen pada 2016 dan pada 2017 kembali naik 35,65 persen menjadi Rp 22,75 triliun," jelas Choliq.

 

Sepanjang 2017, Choliq mengatakan pengembangan bisnis merupakan segmen kontrak dalam pengerjaan yang paling dominan. Sebab, sebagian besar berasal dari investasi jalan tol yang dilakukan melalui anak usaha menempati porsi 69 persen disusul dengan kontrak-kontrak dari BUMN/BUMD sebesar 16 persen, pmerintah 10 persen, dan swasta hanya lima persen.

Dia menilai perolehan tersebut tdak terlepas dari peran perusahaan sebagai agen pembangunan di bidang infrastruktur. "Kami terus berupaya memberikan kontribusi positif kepada seluruh masyarakat dan stakeholders dalam membangun negeri," ujar Choliq.

Choliq memastikan Waskita memperhatikan pinsip keamanan dalam bekerja yang diimplementasikan melalui sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Begitu juga dengan standar dan prosedur yang berlaku selalu menjadi yang utama dalam melaksanakan tugas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement