REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Banjir yang terjadi di wilayah Jawa Timur rupanya tidak mempengaruhi panen. Sebab, banjir terjadi setelah panen padi dilakukan.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumarjo Gatot Irianto saat dihubungi Republika, Senin (26/2). "Belum nanem, belum ngolah tanah," kata dia.
Ia mengatakan, petani di Bojonegoro dan Lamongan telah melakukan panen sebulan lalu. Petani, kata dia, sudah paham dan mengetahui cuaca dan risiko hujan sehingga belum melakukan pertanaman lagi.
"Jadi nggak ada masalah. Habis panen kan," ujar dia yang baru saja kembali dari kunjungannya ke dua kabupaten tersebut.
Pincak musim tanam diprediksi ternadi padaMaret-April. Waktu tersebut mengalami pergeseran karena pengaruh cuaca. Ia melanjutlan, petani harus menunggu banjir surut untuk kemudian mengolah tanah dan kembali melakukan pertanaman.
Sementara untuk banjir yang melanda wilayah dan lahan pertanian lain, ia belum bisa menyampaikan lebih lanjut. "Belum ada laporan yang signifikan," tegas dia.
Hal senada disampaikan Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir. Ia mengaku belum mengetahui pasti luasan lahan pertanian yang terendam banjir. "Datanya belum ada karena masih berlangsung banjirnya. Berapa yang pusonya juga belum tahu jumlahnya," ujar dia.
Wilayah yang cukup parah terendam banjir berada di Bojonegoro. Namun, diakui Winarno pada Februari awal telah dilakukan panen di wilayah tersebut.