Sabtu 24 Feb 2018 05:45 WIB

Beberapa Pekerjaan Ini akan Menghilang di Indonesia

Hilangnya sejumlah sektor lapangan kerja seiring berkembangnya ekonomi digital.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Para pencari kerja melihat informasi lowongan kerja pada sebuah bursa kerja.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Para pencari kerja melihat informasi lowongan kerja pada sebuah bursa kerja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonomi digital terus berkembang di Tanah Air. Bahkan Indonesia dinilai memiliki potensi besar karena tingkat penetrasi pengguna internetnya yang terus meningkat.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyebutkan, kenaikan pengguna internet di Indonesia mencapai 50 juta lebih. Pasalnya, pada 2013 pengguna internet hanya 50 juta lalu pada 2015 menembus 88 juta.

"Jadi dari segi kesiapan kita sudah siap kembangkan ekonomi digital," ujarnya di Jakarta, Jumat (23/2). Masalah pembangunan, menurutnya juga bisa dibangun dengan ekonomi digital.

Hanya saja di sisi lain, kata dia, ekonomi digital bisa memperburuk ketimpangan. Hal itu karena, ada orang yang cepat mengikuti perkembangan digital dan sukses. Sedangkan ada pula yang justru tidak bisa mengikuti.

Maka, ia menegaskan, bila tidak segera disikapi akan semakin banyak pengangguran. "Di simi dilema ekonomi digital, karena akan banyak pekerja yang harus bersaing ketat tidak hanya dengan sesama manusia tapi juga dengan mesin," tutur Bambang.

Dirinya menyebutkan, sebanyak 52,6 juta pekerjaan di pasar kerja Indonesia berpotensi diganti oleh automasi seperti mesin atau pun robot. "Hal itu sangat mungkin terjadi di masa depan," tambahnya.

Lebih lanjut, Bambang menuturkan, di sektor pertanian, pekerjaan yang kemungkinan diganti oleh automasi sebesar 49 persen. Lalu di sektor manufaktur sebesar 45 persen, kemudian di perdagangan ritel mencapai 53 persen. Automasi yang terjadi di sektor transportasi bahkan diperkirakan bisa capai 64 persen.

"Di Australia sekarang, kasir cuma disediakan satu. Hanya saja tidak antre karena sudah disediakan mesin kasir sendiri. Saya yakin ke depannya semakin canggih," ujar Bambang.

Dari data potensi pekerjaan yang akan hilang di atas, kata dia, di antaranya merupakan pekerjaan dengan keterampilan terbatas. "Keterampilannya relatif, bukan level advance. Jadi kesimpulannya, jenis pekerjaan yang berpotensi hilang adalah pekerjaan yang tingkat keterampilannya tidak terlalu tinggi," tegasnya.

Maka menurutnya, cara menghadapi kondisi yang disebabkan digital ekonomi tersebut yakni dengan menyiapkan pekerja berketerampilan menengah tinggi. Tidak hanya vokasi melainkan sertifikasi.

"Nanti sertifikasi yang akan selamatkan. Bahkan ke depan mungkin sertifikasi lebih penting dari ijazah," ujar Bambang.

Meski begitu, ia menyebutkan, masih ada beberapa pekerjaan yang tidak akan hilang karena digital. Hal itu berarti, pekerjaan tersebut belum bisa diganti oleh automasi.

Beberapa pekerjaan dimaksud, di antaranya manajer konstruksi, guru, dosen, asisten jasa keuangan, serta pekerjaan di sektor kesehatan. "Dokter masih perlu dan perawat, teknisi medis juga," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement