Senin 19 Feb 2018 18:56 WIB

Utang Luar Negeri Naik Hingga 10 Persen

Utang Luar Negeri berjangka panjang mendominasi.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
 Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal IV 2017 tercatat sebesar 352,2 miliar dolar AS atau tumbuh 10,1 persen (yoy). Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh peningkatan ULN di sektor publik maupun swasta, yang sejalan dengan kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan produktif lainnya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, menjelaskan, berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir kuartal IV 2017 terbilang aman. "ULN tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1 persen dari total ULN dan pada akhir kuartal IV 2017 tumbuh 8,5 persen (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 20,7 persen (yoy)," ujarnya melalui siaran pers, Senin (19/2).

Menurut sektor ekonomi, kata dia, posisi ULN swasta pada akhir kuartal IV 2017 terutama dimiliki oleh sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan. "Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,9 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pangsa pada kuartal sebelumnya sebesar 77,0 persen," ujarnya.

Pertumbuhan ULN pada sektor keuangan, sektor industri pengolahan, dan sektor LGA meningkat dibandingkan dengan kuartal III 2017. Di sisi lain, ULN sektor pertambangan mengalami kontraksi pertumbuhan.

Agusman mengatakan, Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada kuartal IV 2017 masih terkendali. Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal IV 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen.

Selain itu, rasio utang jangka pendek terhadap total ULN juga relatif stabil di kisaran 13 persen. "Kedua rasio ULN tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara peers," ungkapnya.

Bank Indonesia juga terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk meyakinkan ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.

Baca juga: IHSG Tembus Rekor Tertinggi, Apa Faktor Pendorongnya?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement