Selasa 13 Feb 2018 20:03 WIB

Rumah Subsidi Masih Jadi Andalan Bisnis BTN

Kredit perumahan masih mendominasi total kredit BTN.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Laba Bersih BTN 2017. Direktur Utama Bank BTN Maryono (tengah) mengikuti paparan publik kinerja Bank BTN per 31 Desember 2017 di Menara BTN, Jakarta, Selasa (13/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Laba Bersih BTN 2017. Direktur Utama Bank BTN Maryono (tengah) mengikuti paparan publik kinerja Bank BTN per 31 Desember 2017 di Menara BTN, Jakarta, Selasa (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah bersubsidi masih jadi andalan pertumbuhan kredit PT BTN (Persero) Tbk dengan porsi 37,83 persen dari seluruh kredit. Secara agregat, total kredit dan pembiayaan BTN pada akhir 2017 mencapai Rp 198,99 triliun.

Dalam paparan kinerja kuartal empat 2017 di Kantor BTN pada Selasa (13/2), Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, BTN terus berupaya menyukseskan Program Satu Juta Rumah yang diusung pemerintah agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang memiliki hunian dengan harga terjangkau. Porsi kredit rumah masih yang dominan dari seluruh aktivitas bisnis perseroan sebesar 90,07 persen pada akhir 2017 dengan pertumbuhan 21,14 persen secara tahunan dari Rp 147,94 triliun menjadi Rp 179,22 triliun.

Di segmen kredit rumah, kredit pemilikan rumah (KPR) naik 23,26 persen secara tahunan dari Rp 117,3 triliun menjadi Rp 144,58 triliun pada Desember 2017. KPR Subsidi menunjukkan pertumbuhan tertinggi sebesar 32,45 persen dari Rp 56,83 triliun menjadi Rp 75,27 triliun per Desember 2017.

Pertumbuhan KPR Nonsubsidi sebesar 14,62 persen secara tahun dari 60,46 triliun menjadi 69,3 triliun di akhir 2017. Kredit konstruksi BTN juga naik 18,89 persen dari Rp 21,92 triliun menjadi Rp 26,08 triliun pada akhir 2017.

Kredit nonperumahan BTN juga tetap tumbuh 19,78 persen dari Rp 16,49 triliun menjadi Rp 19,76 triliun pada akhir 2017. Hal itu ditopang kredit konsumer sebesar 1,59 persen secara tahunan menjadi Rp 4,81 triliun dan pertumbuhan kredit komersial sebesar 27,12 persen secara tahunan menjadi Rp 14,95 triliun pada akhir 2017.

Pertumbuhan kredit itu diiringi perbaikan kualitas. Pada akhir 2017, NPL gross 2,66 persen dan NPL net sebesar 1,66 persen dibanding pada 2016 di mana NPL gross 2,84 persen dan NPL net 1,85 persen.

''Sejak 2013, NPL terus kami tekan turun dengan strategi yang terukur dan sistematis sehingga pengelolaannya lebih baik,'' kata Maryono.

Direktur BTN Nixon Napitupulu mengatakan, NPL KPR Subsidi sebesar 1,26 persen atau turun 0,37 persen. Menurutnya, persoalan saat ini adalah pada KPR Nonsubsidi yang naik 0,36 persen. BTN sedang mengupayakan penjualan, lelang, dan restrukturisasi rumah yang masih dihuni dan pemiliknya berpenghasilan tetap.

Dia mengatakan tantangan BTN pada 2018 adalah menekan NPL KPR Nonsubsidi. ''Tren dua bulan terakhir ini sudah turun. Harus jaga disiplin agar turun sampai Juni dan Desember,'' kata Nixon.

Baca juga: BTN Tunda Lepas Unit Usaha Syariah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement