REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Ignasius Jonan mengapresiasi produk prototip smelter yang dirancang oleh Departemen Teknik Material Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Smelter ini merupakan alat pemurni utama bahan tambang yang menempati industri hulu dalam pengolahan mineral logam. Karena itu, harga investasi alat smelter ini menjadi selangit.
Hal inilah yang membuat kepemilikan smelter oleh Departemen Teknik Material ITS sangat diapresiasi oleh Jonan. "Saya tertarik untuk bekerja sama dengan ITS dalam mengembangkan teknologi smelter ini," ungkap pria asal Surabaya ini di sela-sela kunjungan ke kampus ITS Surabaya, Jumat (9/2).
Wakil Rektor IV ITS Ketut Buda Artana menegaskan, saat ini kampusnya sudah mempunyai prototip skala industri untuk mini smelter. Artinya, kapasitasnya kecil, dimana itu menjadi alat untuk memurnikan sumber-sumber mineral yang memang kapasitasnya juga tidak terlalu besar.
Saat ditanya besaran kapasitasnya, Ketut belum mengetahui secara pasti besaran kapasitas kemampuan mini smelter yang dimiliki ITS. "Saya pastinya kurang tahu (besaran kapasitasnya). Tapi yang pasti smelter punya ITS ini sudah dioperasikan satu di Sulawesi sekitar dua tahun yang lalu," ujar Ketut.
Dalam kesempatan ini dilakukan juga penandatanganan pembaruan nota kesepahaman (MoU) antara ITS dengan Balitbang Kementerian ESDM. Beberapa pembaharuan ruang lingkup nota kesepahaman pada Maret 2014 tersebut adalah terkait peningkatan dan pengembangan sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta energi laut.
Selain itu disepakati juga mengenai pengolahan dan pemurnian mineral, serta pengembangan transportasi dengan kendaraan listrik. Terkait kerja sama pemurnian mineral menggunakan teknologi smelter buatan ITS, adalah terkait komersialisasi teknologi tersebut.
"Jadi kerja sama komersialisasi teknoogi tersebut (smelter) untuk dimanfaatkan riil di industri. Tidak lagi konteksnya riset tapi pemanfaatan hasil riset yaang bisa dikomersilkan," ujar Ketut.