Kamis 08 Feb 2018 09:36 WIB

Japfa: Tidak Mudah Ekspor Wagyu ke Myanmar

Santori percaya diri meneruskan ekspor produk Wagyu lokal ke beberapa negara lain.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: EH Ismail
Wagyu
Foto: Republika/ Wihdan
Wagyu

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Indonesia sukses melakukan ekspor perdana daging sapi Wagyu ke Myanmar, Rabu (7/2). Kendati demikian, kesuksesan ekspor untuk pertama kalinya tersebut tidaklah bisa dicapai dengan mudah.

Director Corporate Affairs PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Rachmat Indrajaya, mengatakan, mengekspor daging sapi Wagyu bukanlah perkara sederhana karena selain harus menghadapi persaingan global dengan negara produsen daging sapi Wagyu, seperti Amerika Serikat (AS) dan Australia dengan kualitas yang tinggi, eksportir juga harus memenuhi standar peraturan negara pengimpor.

"Dengan sistem integrasi seperti ini, proses menjaga dan kontrol produk dapat dilakukan dengan baik," ungkapnya melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Daging sapi Wagyu yang diekspor merupakan sapi yang dipelihara oleh PT Santosa Agrindo (Santori) yang bergerak dalam bidang penggemukan dan pembiakan sapi potong yang terintegrasi. Menurut Rachmat, Santori mempunyai sistem integrasi dari hulu ke hilir, mulai dari pembiakan sampai ke pengolahan produk daging sapi Wagyu. Sistem ini disebut juga dengan 'Paddock to Plate' atau yang lebih sering dikenal dari peternakan hingga dapat disantap.

Head of Wagyu PT Santori, Shuzo Manno, mengatakan, feedlot dan breedlot dikelola dengan sistem manajemen dan biosekuritas kelas dunia. Seluruh sapi Wagyu diberikan ruang yang cukup, air yang bersih, dan pakan segar yang berkualitas.

"Kualitas dan kesejahteraan hewan adalah hal utama bagi kami," katanya.

Dengan menggunakan sistem ketelusuran, kata Manno, Santori dapat memonitor siklus proses penggemukan sapi Wagyu mulai dari kedatangan sampai menjadi daging pada fasilitas rumah potong. "Rumah potong kami juga sudah bersertifikasi halal, ISO 22000 dan Nomor Kontrol Veteriner (NKV)."

Manno melanjutkan, total kapasitas penggemukan sapi Wagyu di Santori sebanyak 150 ribu ekor per tahun, kapasitas pembiakan Wagyu 10 ribu ekor, dan kapasitas rumah potong modern 24 ribu ekor per tahun. Beberapa produk unggulannya antara lain Tokusen, Blue Label, Bifuteki.

Produk sapi Wagyu lokal bermerek dagang Tokusen ini sebelumnya telah sukses dipasarkan di pasar lokal dan beberapa restoran di kota besar Indonesia. Tokusen diproduksi dengan pengawasan yang ketat untuk menghasilkan daging dengan kualitas dan produksi yang konsisten.

Mengantongi sertifikasi halal serta beberapa standar lolos uji kelayakan untuk melakukan ekspor, Santori percaya diri untuk meneruskan ekspor produk Wagyu lokal ini ke beberapa negara lain, seperti Malaysia, Vietnam, Jepang, Singapura, Hong Kong dan Cina. Begitu juga dengan negara lainnya di Timur tengah, yakni Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi yang diyakini memiliki potensi pasar yang sangat besar untuk produk daging sapi Wagyu dan olahannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement