REPUBLIKA.CO.ID, PATI -- Tanaman padi milik sejumlah petani di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terpaksa dipanen dini karena terendam banjir sejak beberapa hari yang lalu.
"Jika tidak dipanen lebih awal, dikhawatirkan akan mengalami puso, sehingga kerugiannya juga akan semakin besar," kata salah seorang petani asal Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo, Kudus, Kanti di Kudus, Rabu (7/2).
Ia mengakui, memiliki beberapa lokasi tanaman padi yang luas keseluruhan mencapai 3 hektare. Sayangnya, kata dia, semua tanaman padi miliknya itu justru terendam banjir sejak sepekan lebih.
Dari tiga lokasi areal tanaman padi miliknya, kata dia, ada satu lokasi yang usianya masih cukup muda, sehingga belum bisa dipanen dini. Untuk dua lokasi lainnya, kata Kanti, bisa dipanen dini, karena usianya mencapai masa panen. "Seharusnya, baru dipanen setelah tiga hari mendatang. Akan tetapi, karena terendam sepekan lebih, terpaksa dipanen lebih awal," ujarnya.
Ia khawatir, tanaman padinya akan membusuk, ketika tidak segera dipanen. Harga jual gabah yang dipanen dini serta terendam banjir lama, dipastikan akan rendah karena kualitasnya juga turun. "Sudah pasti, harga jualnya murah karena padi yang terendam banjir dalam tempo lama memang menurunkan kualitas," ujarnya.
Hal senada diungkapkan petani lainnya, Amini mengakui, tanaman padi yang terendam banjir dalam tempo lama akan menurunkan kualitas, sehingga ketika dijual harganya juga murah. Tanaman miliknya di lahan seluas 1 hektare yang ada di Desa Gadudero, kata dia, juga ikut terendam banjir selama tiga hari. "Karena khawatir membusuk, akhirnya dipanen lebih awal, meskipun sebetulnya saat ini sudah bisa dipanen," ujarnya.
Sebetulnya, kata dia, tanaman padi miliknya hendak dipanen setelah usia tanamannya benar-benar matang, namun karena terendam banjir terpaksa dipanen lebih awal. Untuk memanen tanaman padi miliknya itu, dia mengaku, harus melewati genangan setinggi leher orang dewasa sepanjang 100 meter.
Tanaman padi yang berhasil dipotong, selanjutnya diangkut menggunakan plastik yang dibentuk seperti perahu, sehigga memudahkan dalam membawanya ke daratan. Petani lainnya, Sumiah mengaku, belum bisa memanen semua laha tanaman padinya yag juga terendam banjir sejak sepekan. "Saya hanya bisa memanen tanaman padi yang terendam secara bertahap, karena usianya baru 100 hari, sedangkan usia panen sekitar 120 hari," ujarnya.
Ia berharap, banjir segera surut, sehingga tanaman padi miliknya di lahan seluas 1 hektare bisa dipanen nantinya. Berdasarkan hasil pantauan, tanaman padi yang terendam di Desa Gadudero mencapai puluhan hektare dengan ketinggian bervariasi, mengingat ada tanaman padi yang terendam sebagian dan ada pula yang terendam seluruh tanamannya sehingga tidak kelihatan.