Selasa 06 Feb 2018 05:33 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Masih Ditopang Konsumsi dan Investasi

Konsumsi dan investasi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi ke 5,3 persen tahun ini.

Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga komoditas yang terus menanjak diyakini akan mengundang aliran investasi yang pada akhirnya mendongkrak konsumsi rumah tangga. Baik investasi maupun konsumsi rumah tangga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2018 ke level 5,3 persen year on year (yoy).

"Jika komoditas tetap pada level saat ini, kami memperkirakan pertumbuhan investasi akan lebih luas mendasari (pertumbuhan) tahun ini, dan akan berdampak positif pada konsumsi rumah tangga," kata ekonom DBS Bank Gundy Cahyadi, Senin (5/2).

Selain itu, menurut Gundy, realisasi pembangunan infrastruktur sejak 2016 akan mulai berdampak pada perekonomian di 2018. Pada 2017, pembangunan infrastruktur juga telah menarik investasi yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2017 yang sebesar 5,19 persen (yoy). "Kami perkirakan pertumbuhan PDB sebesar 5,3 persen di 2018," ujarnya.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di 2018 mencapai 5,4 persen (yoy), sementara Bank Indonesia mematok rentang pertumbuhan ekonomi di 5,1-5,5 persen. Pada Senin (5/2), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi secara kumulatif pada 2017 yang sebesar 5,07 persen (yoy).

Menurut pengumuman BPS, pertumbuhan ekonomi 2017 didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,95 persen, pembentukan modal tetap bruto tumbuh 6,15 persen dan konsumsi pemerintah tumbuh 2,14 persen. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh konsumsi LNPRT yang tumbuh 6,91 persen, ekspor tumbuh 9,09 persen serta impor tumbuh 8,06 persen, meski impor ini merupakan faktor pengurang.

Konsumsi rumah tangga memberikan sumbangan terbesar dalam struktur PDB 2017 yaitu sebesar 56,13 persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto 32,16 persen, ekspor 20,37 persen, konsumsi pemerintah 9,1 persen, konsumsi LNPRT 1,18 persen dan impor yang menjadi faktor pengurang 19,17 persen.

Pertumbuhan ekonomi pada 2017 lebih baik dari periode 2014 sebesar 5,01 persen, periode 2015 sebesar 4,88 persen dan periode 2016 sebesar 5,03 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi 2017 yang sebesar 5,07 persen, di bawah ekspetasi Bank Indonesia yang sebesar 5,1 persen dan juga pemerintah yang sebesar 5,2 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement