Ahad 04 Feb 2018 11:14 WIB

Cerita 19 Jam Lawan Ombak demi Angkut BBM ke Karimunjawa

Cuaca buruk di perairan utara Jawa membuat Karimunjawa krisis BBM.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini
Para awak Kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) Salim mulai membongkar muatan 115 KL BBM untuk warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara, di dermaga pelabuhan setempat, Ahad (4/2).
Foto: Doc Pertamina MOR IV
Para awak Kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) Salim mulai membongkar muatan 115 KL BBM untuk warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara, di dermaga pelabuhan setempat, Ahad (4/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para awak Kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) Salim harus berjuang selama 19 jam menaklukkan cuaca buruk dan gelombang laut setinggi lebih dari 3 meter. Hal ini agar pasokan BBM sampai ke dermaga pelabuhan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Sebelumnya, kapal yang mengangkut 115 Kiloliter (KL) BBM ini, bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang pada Sabtu (3/2) pukul 02.00 WIB. Setelah berjuang melawan ganasnya gelombang dan cuaca buruk di perairan utara Jawa Tengah, kapal ini tiba di dermaga Karimunjawa dengan selamat, Sabtu pukul 21.00 WIB.

"Berdasarkan video yang kami terima dari awak kapal SPOB Salim, kondisi gelombang laut perairan utara Jawa Tengah, selama pelayaran, sangat tidak bersahabat," ungkap Manager Communication and CSR MOR IV Pertamina, Andar Titi Lestari, Ahad (4/2).

photo
Para awak Kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) Salim mulai membongkar muatan 115 KL BBM untuk warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara, di dermaga pelabuhan setempat, Ahad (4/2)

Selain melawan cuaca hujan dan angin kencang, para awak kapal pengangkut pasokan BBM untuk Karimunjawa ini juga harus melawan ganasnya gelombang laut yang tingginya mencapai lebih dari 3 meter. Sehingga pelayaran dari Tanjung Emas menuju Karimunjawa ini yang berjarak sekitar 60 Mil (laut) ini harus ditempuh dalam waktu 19 jam.

Andar juga menyampaikan, kapal SPOB Salim ini mengangkut BBM jenis Pertalite sebanyak 65 KL, Bio Solar 45 KL, serta Dexlite sebanyak 5 KL. BBM ini harus sampai ke Karimunjawa setelah pegiriman sebelumnya tertahan sejak 10 Januari 2018. Hal ini akibat kondisi cuaca perairan utara Jawa Tengah yang membahayakan bagi lalu lintas pelayaran.

Meski telah tiba dengan selamat di dermaga Karimunjawa pada Sabtu malam, muatan BBM dari kapal SPOB Salim ini baru dibongkar pada Ahad pagi ini. Karena pelayaran yang memakan waktu selama 19 jam cukup menguras tenaga para awak kapal tersebut.

"Kami memberikan waktu istirahat kepada awak kapal yang mengalami kelelahan setelah berjuang menaklukkan ganasnya gelombang dan cuaca Laut Jawa. Sehingga muatan kapal baru di-loading pagi ini," ujarnya.

Andar juga mengungkapkan, Pertamina tetap berkomitmen dalam upaya pemenuhan kebutuhan energi nasional khususnya BBM dan LPG di daerah-daerah terpencil sekalipun, seperti halnya di kepulauan Karimunjawa, di Kabupaten Jepara. "Sehingga kabar pasokan BBM telah sampai di Karimunjawa dengan selamat cukup melegakan. Karena kondisi cuaca di perairan utara Jawa Tengah sangat tidak bersahabat, selama awal tahun hingga awal bulan Februari 2018 ini," ujarnya.

Dengan demikian, persoalan kekosongan stok BBM untuk warga Karimunjawa saat ini sudah dapat tertangani. "Setidaknya pasokan BBM sebanyak 115 KL ini akan mampu mencukupi untuk kebutuhan 7 hingga 10 hari ke depan di Karimunjawa," ujarnya. Sebelumnya, masyarakat di kepulauan Karimunjawa mengalami krisis BBM setelah pasokan terhambat akibat cuaca buruk di perairan utara Jawa Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement