REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Angkasa Pura I (Persero) menargetkan pendapatan sebesar Rp 8,7 triliun atau meningkat 16 persen pada 2018. Peningkatan ini dari realisasi pendapatan 2017 (unaudited) sebesar Rp 7,5 triliun.
Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi menjelaskan target pendapatan ini salah satunya didukung oleh mulai beroperasinya terminal baru Bandara Ahmad Yani Semarang pada Maret 2018. Lalu peningkatan kapasitas dan utilisasi alat produksi sisi udara bandara-bandara, dan peningkatan pendapatan lima anak perusahaan Angkasa Pura I yaitu Angkasa Pura Suport, Angkasa Pura Logistik, Angkasa Pura Properti, Angkasa Pura Hotel, serta Angkasa Pura Retail.
"Di tahun 2018 ini kami juga akan memfokuskan diri dalam peningkatan kualitas layanan di 13 bandara seperti inovasi pelayanan di terminal, penerapan smart airport, digitalisasi proses bisnis perusahaan, dan percepatan pembangunan tiga bandara yang termasuk dalam proyek strategis nasional," ujar Faik, Jumat (2/2).
Proyek strategis nasional tersebut yaitu Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Bandara Ahmad Yani Semarang, dan Bandara Bandara Internasional Baru Yogyakarta. Selain itu, perusahaan juga berharap dapat segera mengelola enam bandara yang selama ini dikelola oleh Kementerian Perhubungan (Unit Pelaksana Bandar Udara) yaitu Bandara Komodo Labuan Bajo, Bandara Sentani Jayapura, Bandara Juwata Tarakan, Bandara Syukuran Aminudin Amir Luwuk, Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, dan Bandara Samarinda Baru.
Maret 2018 ini, ditargetkan terminal baru Bandara Ahmad Yani Semarang dapat mulai beroperasi. Hal ini sebagai upaya untuk mengatasi lack of capacity beberapa bandara sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna jasa bandara.
2017 AP I berhasilkan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,6 triliun, atau tumbuh 39 persen jika dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 1,1 triliun. Selain itu, perusahaan pengelola 13 bandara di kawasan tengah hingga timur Indonesia ini berhasil membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 7,1 triliun atau meningkat 17 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 6,1 triliun.