Jumat 02 Feb 2018 19:46 WIB

BI: Volatilitas Rupiah 7 Persen

Volatilittas tersebut mencerminkan industri pasar uang di Indonesia saat ini.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah.    (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Januari 2018 sebesar 7 persen. Angka tersebut dianggap masih stabil.

Gubernur BI Agus Martowardojo, mengatakan, pada 2016 volatilitas rupiah di kisaran 8 persen. Kemudian pada 2017 volatilitas rupiah di kisaran 3 persen, dan pada Januari 2018 volatilitas rupiah sekitar 7 persen.

"Kalau di 2017 memang rata-rata volatilitas di angka 3 persen, jadi terlalu juga stabil tapi ini di batas 7 persen masih stabil," ujar Agus, Jumat (2/2).

Menurut Agus, volatilitas 7 persen tersebut mencerminkan industri pasar uang yang ada di Indonesia. Jika dilihat angkanya dari 1 Januari-20 Januari 2018, total dana yang masuk sebesar Rp 40 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu untuk periode yang sama sekitar Rp 14 triliun.

Untuk keseluruhan Januari 2018 total dana yang masuk sekitar Rp 44 triliun. "Artinya di pekan terakhir ini ada dana keluar tapi secara year to date dana yang masuk sekitar Rp 40 triliun," ujar Agus.

Agus menyatakan, BI akan selalu menjaga agar stabilitas keuangan di Indonesia selalu terjaga. BI juga akan menjaga agar nilai tukar senantiasa mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia. "Dan untuk itu BI akan selalu menjaga ke pasar untuk menjaga stabilitas," ucapnya.

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) USD-IDR, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditetapkan sebesar Rp 13.428 pada Jumat (2/2). Angka tersebut sedikit melemah dibandingkan posisi Kamis (1/2) yang ditetapkan sebesar Rp 13.402 per dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement