Kamis 01 Feb 2018 15:16 WIB

Taiwan Tunjuk Yang Chin-Long Jadi Gubernur Bank Sentral

Taiwan memberi sinyal bahwa mereka bertujuan untuk konsistensi dan stabilitas.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Taiwan (ilustrasi)
Foto: CNN
Taiwan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,TAIWAN -- Deputi Gubernur Bank Sentral Taiwan, Yang Chin-long akan menggantikan Gubernur Perng Fai-nan, menandakan kontinuitas kebijakan moneter. Yang (64 tahun) akan menggantikan Perng, juru bicara kabinet Hsu Kuo-yung mengatakan pada sebuah briefing di Taipei pada hari Kamis (1/2) dilansir di Bloomberg.

Yang telah menjabat sebagai deputi besar institusi tersebut sejak 2008. Dengan memilihnya untuk mengambil alih dari salah satu gubernur bank sentral terlama di dunia, pembuat kebijakan Taiwan memberi sinyal bahwa mereka bertujuan untuk konsistensi dan stabilitas.

"Karena Yang telah menjabat sebagai deputi untuk waktu yang lama, saya tidak mengharapkan adanya perubahan besar dalam kebijakan moneter dan nilai tukar Taiwan, ini adalah suksesi yang mulus," kata Raymond Yeung, kepala ekonom wilayah Cina untuk Australia dan New Zealand Banking Group Ltd di Hong Kong. "Dia memiliki hubungan baik dengan bank sentral lain, yang mungkin bisa memfasilitasi komunikasi kebijakan."

Ekonom melihat pertumbuhan ekonomi berorientasi ekspor yang masih stabil di tengah permintaan global yang kuat, yang memperkirakan pertumbuhan 2,5 persen tahun ini setelah 2,84 persen tahun lalu. Suku bunga acuan dipertahankan tidak berubah pada 1,375 persen sejak Juni 2016.

Penunjukan Yang terjadi di tengah fluks di bank sentral global. Jerome Powell dijadwalkan untuk menggantikan kursi Federal Reserve AS Janet Yellen dan Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda yang menunggu untuk mengetahui apakah dia akan diangkat ke jabatan lain. Cina, Indonesia, Korea Selatan dan Selandia Baru sedang beralih ke kepala bank sentral baru atau mungkin melakukannya segera.

Yang bergabung dengan Departemen Riset Ekonomi bank sentral pada tahun 1989 setelah bekerja sebagai peneliti di Akademi Perbankan dan Keuangan Taiwan selama beberapa tahun. Ia adalah seorang yang fasih berbahasa Inggris, sehingga membantu berkomunikasi dengan AS agar Taiwan dihapus dari daftar pantauan mata uang pada bulan Oktober.

Meski begitu, Yang jarang menanggapi pertanyaan media meskipun dia menjabat sebagai juru bicara resmi lembaga tersebut. Yang meraih gelar doktor dalam bidang filsafat di University of Birmingham di Inggris dan kemudian bekerja sebagai perwakilan pertama bank sentral di London.

"Ekonomi Taiwan akan didominasi oleh kebijakan fiskal tahun ini dan tidak akan bergantung pada kebijakan moneter untuk mendapatkan dukungan," kata Woods Chen, kepala ekonom di Yuanta Securities Investment Consulting Co di Taipei.

"Tax breaks dan pembangunan infrastruktur yang didukung pemerintah akan membantu meringankan beban kebijakan moneter," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement