REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengkritisi rencana pemerintah mengimpor sejumlah komoditas. Terutama Beras, ia meminta, pihak berwenang mempertimbangkan ketetapan tersebut.
"Saya prihatin, saya baca kok ada 3,7 juta (ton) impor garam, ada impor bawang, ada lelang impor gula, kemudian belakangan saya keliling-keliling orang sudah mulai panen, Februari awal tinggal seminggu lagi panen raya, bayangkan kalau impor beras, apa nggak hancur harga petani," kata Zulhas dalam kunjungan kerjanya ke Pekanbaru, Riau, Sabtu (27/1).
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) mengaku sebagai pendukung Presiden Joko Widodo. Ia merasa heran jika para menteri mengeluarkan kebijakan yang menurutnya mengurangi popularitas orang nomor satu Indonesia itu.
"Padahal saya pendukung beliau. Saya ga mau itu terjadi. Kalau memang sudah ada kontrak, ada jalan keluarnya. Jangan masuk kemari, beli, taruh aja di Vietnam. Kalau masuk, hancur tuh harga petani," ujar Zulhas.
Ia menganjurkan Bulog melakukan operasi pasar. Dengan begitu menurut Zulhas, bisa menurunkan harga. "Sekarang saya dengar baru 30 ribu ton, Bulog harus operasi pasar hingga 200 ribu ton," tutur Mantan Menteri Kehutanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.
Zulhas berpendapat, jika stok mencukupi, maka tak perlu membeli dari luar negeri. Apalagi sejumlah daerah di ambang panen raya.
"Kalau masuk barang (dari luar), ancur. Kasian dong rakyat. Batalkan Impor beras," tutur tokoh kelahiran Lampung ini menegaskan.