Sabtu 13 Jan 2018 14:36 WIB

Soal Impor Beras, Jangan Sampai Petani Jadi Korban

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nidia Zuraya
Petani merontokkan bulir padi saat panen.
Foto: Antara/Ampelsa
Petani merontokkan bulir padi saat panen.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta agar masalah harga beras yang saat ini melonjak cukup tinggi, ditangani secara serius. Kalaupun pemerintah harus impor untuk menekan harga beras, pemerintah juga harus memperhitungkan nasib petani.

''Katanya panen raya akan mulai berlangsung Februari 2018 ini? Jangan sampai pada saat panen nanti, justru pasar dibanjiri (beras). Kalau begini yang menjadi korban petani,'' jelas Zulkifli Hasan, saat mengadiri temu kader PAN se eks Karesidenan Banyumas di Purwokerto, Sabtu (13/1).

Untuk itu, sosok yang menjabat sebagai Ketua Umum PAN ini, meminta agar sebelum melakukan impor, disek dulu kondisi sebenarnya. ''Katanya stok beras ada 2-3 juta (ton). Mana yang benar? Jadi cek dulu. Kalau stok cukup, kenapa mesti impor?,'' katanya.

Untuk meredam harga gabah agar tidak terlalu tinggi, dia meminta agar pemerintah intensif melakukan operasi pasar. ''Turunkn harga. Kasihan rakyatnya kalau harga beras terlalu mahal,'' tegasnya.

Pendapat serupa juga dikemukakan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan. Dia menyebutkan, masalah perberasan ini memang harus diluruskan. Terutama menyangkut masalah stok dan kenaikan harga beras yang saat inu cukup tinggi. ''Ini mana yang benar? Menteri Pertanian atau Menteri Perdagangan,'' jelasnya.

Untuk itu, menyikapi rencana pemerintah untuk mengimpor beras, dia meminta agak masalah ini dicek dulu dengan sebenar-benarnya. Jangan sampai yang kemudian dirugikan akhirnya pihak petani. ''Jadi harus dibereskan dulu datanya. Apa benar kondisinya memang surplus atau bagaimana?,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement