Jumat 12 Jan 2018 16:28 WIB

Penjualan Listrik di NTB Naik 5,4 Persen pada 2017

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nur Aini
Instalasi listrik.
Foto: Antara
Instalasi listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat pertumbuhan penjualan listrik di Provinsi NTB meningkat 5,4 persen pada 2017.

General Manager PLN Wilayah NTB Mukhtar mengatakan, penjualan listrik pada 2016 sebesar 1.591 GWh (Gigawatt Hour) dan mengalami kenaikan pada 2017 yang sebanyak 1.677 GWh.

Mukhtar menyampaikan, peningkatan penjualan listrik terbesar masih terjadi di sistem kelistrikan Lombok yaitu hingga 54 GWh. Sedangkan, sistem kelistrikan Sumbawa penggunaan listrik meningkat sebesar 19,3 GWh, dan sistem kelistrikan Bima meningkat sebesar 12,6 GWh sehingga total peningkatan tercatat sekitar 86 GWh.

Mukhtar menilai peningkatan penggunaan listrik ini menunjukan tingkat konsumsi masyarakat meningkat. "Naiknya penggunaan listrik ini menjadi sinyal positif bahwa ekonomi masyarakat NTB terus membaik," ujar Mukhtar di Mataram, NTB, Jumat (12/1).

Menurut Mukhtar, salah satu faktor yang mendukung peningkatan penjualan listrik ini adalah beroperasinya beberapa pembangkit baru, di antaranya Mobile Power Plant (MPP) Lombok dan PLTU IPP Lombok Timur dengan kapasitas masing-masing 2x25 Megawatt (MW). Selain, itu PLN juga terus melakukan perluasan jaringan untuk melistriki daerah-daerah yang belum terlistriki, contohnya Pulau Bajo yang terletak di Manggalewa, Kabupaten Dompu.

Mukhtar menyebutkan, saat ini sistem kelistrikan Lombok memiliki daya mampu mencapai 274 MW dengan beban puncak sebesar 227 MW. Sistem kelistrikan Sumbawa memiliki daya mampu mencapai 54 MW dengan beban puncak sebesar 42 MW. Sementara untuk sistem kelistrikan Bima memiliki daya mampu mencapai 50 MW dengan beban puncak sebesar 45 MW.

Pada 2018, kata Mukhtar, beberapa pembangkit baru yang saat ini sedang dalam proses konstruksi akan beroperasi, di antaranya PLTMG Sumbawa berkapasitas 50 MW dan PLTMG Bima berkapasitas 50 MW. Sementara PLTGU Lombok Peaker berkapasitas 150 MW diprediksi selesai pada 2018 atau 2019.

Mukhtar berharap, penambahan pasokan daya listrik ini dapat memberi dukungan pada peningkatan perekonomian masyarakat hingga industri. Selain itu, ketersediaan pasokan daya membuat PLN optimis dapat memenuhi kebutuhan listrik di NTB, baik untuk peningkatan rasio elektrifikasi, maupun mendorong investasi.

"Saat ini listrik surplus, kami mengundang para investor untuk membangun bisnisnya di NTB. Tidak perlu khawatir dengan masalah listrik, PLN akan siapkan kebutuhannya. Termasuk untuk ITDC Mandalika, berapapun kebutuhannya, kami akan siapkan," kata Mukhtar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement