REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Klungkung dan Gianyar, serta Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB) Oktober 2018 berpotensi meningkatkan ekonomi Bali.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Causa Iman Karana mengatakan pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata tahun ini diproyeksikan berkisar 6-6,4 persen.
"Pertemuan IMF-WB Oktober 2018 dan pilkada di tiga lokasi (dua kabupaten dan satu provinsi) membawa dampak ekonomi cukup besar di Bali," kata Causa di Denpasar, Jumat (12/1).
Pertemuan tahunan tingkat dunia ini akan dihadiri 15 ribu delegasi dari 189 negara. Pria yang akrab disapa CIK ini mengatakan pembangunan sejumlah infrastruktur juga menjadi faktor pendorong ekonomi Pulau Dewata tahun ini, seperti pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, perluasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, perluasan Pelabuhan Benoa, pembenahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, dan penyelesaian Garuda Wisnu Kencana (GWK). Dana desa dari pemerintah pusat tahun ini banyak dialirkan ke daerah.
Deputi Direktur Kepala KPwBI Provinsi Bali, Azka Subhan menambahkan faktor lain yang diperkirakan meningkatkan ekonomi Bali tahun ini adalah membaiknya pasar ekspor barang alternatif di Rusia dan negara-negara Timur Tengah, pasar ekspor bidang jasa di India, Jerman, dan Prancis, serta peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP). BI Pusat juga menargetkan inflasi atau indeks harga konsumen 2018 sebesar 3,5 persen, plus minus satu persen.
"Kami menatap ekonomi Bali tahun ini sangat optimistis," kata Azka.
Bali sedapat mungkin akan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan potensi-potensi ekonomi yang ada. Azka mencontohkan di bidang ekonomi kreatif KPwBI Bali terlibat dalam Nusa Dua Festival, Air Bersih untuk Masyarakat dan Agrowisata Nusa Penida, pengembangan Desa Wisata Pinge di Tabanan, dan pengembangan daya saing tenunan dan songket Bali.
Sepanjang 2017, inflasi Bali menunjukkan capaian menggembirakan, yaitu 3,32 persen year on year (yoy). Angka ini berada di dalam target yang ditetapkan dan tetap lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 3,61 persen yoy.