REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Awal tahun ini, Bukalapak memasuki usia kedelapan sebagai salah satu marketplace terbesar di Indonesia. Founder dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky, mengatakan, selama delapan tahun ini, Bukalapak terus berupaya menaikkelaskan semua UKM di Indonesia sebagai salah satu komitmennya untuk membantu memajukan ekonomi digital di Indonesia.
"Seiring dengan berkembangnya Bukalapak, para UKM pun turut bertumbuh pesat dengan peningkatan pendapatan rata-rata tiga kali lipat di tahun 2017," kata Achmad Zaky melalui siaran pers, Rabu (10/1).
Saat ini Bukalapak memiliki 35 juta pengguna (monthly active user/MAU) di seluruh Indonesia. Artinya 30 persen dari netizen Indonesia pernah berkunjung ke Bukalapak. "Di samping itu jumlah transaksi Bukalapak per hari mencapai 320 ribu transaksi, ini menunjukkan bahwa Bukalapak semakin dipercaya oleh masyarakat Indonesia," ujarnya.
Achmad Zaky menyatakan, Bukalapak ingin menjadi pemberi pekerjaan terbanyak di Indonesia, menjadi sumber kesejahteraan UKM di Indonesia, dan pembayar pajak terbesar di Indonesia. Selain fokus pada pertumbuhan bisnis, Bukalapak juga ingin terus tumbuh bersama para UKM di seluruh Indonesia.
Caranya, dengan mendorong mereka untuk terus berkarya dan memproduksi kerajinan-kerajinan secara kreatif dan memasarkannya melalui marketplace dengan tujuan memperluas jangkauan pemasarannya.
Bukalapak didirikan oleh Achmad Zaky dan Nugroho Herucahyono pada 2010 dengan mereka memulai usaha di sebuah rumah indekos dan berupaya meyakinkan para UKM bergabung di Bukalapak satu per satu. Seiring dengan bertambahnya UKM yang tergabung di Bukalapak, Komunitas Bukalapak mulai dibentuk pada 2012 sebagai wadah berbagi informasi sukses berjualan online.
Saat ini jumlah komunitas Bukalapak telah mencapai 80 komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan jumlah pelapak yang mencapai lebih dari 2,2 juta pelapak.
Achmad Zaky menambahkan dalam pertumbuhan Bukalapak hingga delapan tahun ini, Bukalapak sangat mengapresiasi talenta lokal. Mayoritas dari karyawan Bukalapak merupakan talenta-talenta lokal dengan kompetensi terbaik. Bahkan banyak di antaranya diaspora yang memutuskan untuk kembali ke Indonesia untuk bersama membangun bangsa di Bukalapak.
"Walau sudah delapan tahun kami tetap merasa seperti terlahir kembali, semangat kami seperti startup baru lahir," kata Achmad Zaky.