Kamis 11 Jan 2018 13:33 WIB

Sri Mulyani Minta Anggaran Pendidikan tidak Asal Dihabiskan

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan perkembangan ekonomi makro dan realisasi APBNP 2017 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (2/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan perkembangan ekonomi makro dan realisasi APBNP 2017 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (2/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta anggaran pendidikan digunakan secara lebih baik. Menurutnya, penggunaan anggaran secara sembarangan tidak bisa menghasilkan dampak pembangunan sumber daya manusia lewat pendidikan.

Anggaran pendidikan yang dialokasikan dalam APBN 2018 mencapai Rp 444,1 triliun atau 20 persen dari total keseluruhan anggaran.

"Kita akan membuat mekanisme di satu sisi komitmen 20 persen terpenuhi tetapi penggunaannya tidak asal habis. Karena kalau tujuannya hanya untuk 20 persen, maka dia akan menjadi anggaran pendidikan yang sia-sia," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (11/1).

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah saat ini sedang merencanakan optimalisasi penggunaan anggaran pendidikan. Salah satu caranya adalah dengan menyisihkan sebagian anggaran untuk dana abadi pendidikan. "Mungkin kita perlu memikirkan secara serius. Bagaimana kita menggunakan dana itu tanpa harus habis terus setiap tahun tapi bisa membuat suatu dana yang sifatnya abadi bagi generasi yang akan datang," ujar Sri Mulyani.

Selama ini, dana abadi pendidikan Indonesia dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Sri Mulyani mengaku, LPDP telah berhasil mengirimkan lebih dari 18 ribu penerima beasiswa untuk melaksanakan studi di berbagai perguruan tinggi di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement