REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi (8/1), bergerak menguat sebesar 24 poin menjadi Rp 13.392 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.416 per dolar AS.
"Mata uang rupiah melanjutkan apresiasinya di tengah data-data ekonomi nasional yang telah dirilis menunjukkan hasil positif," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa Bank Indonesia mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2017 sebesar 126,4, lebih tinggi dari IKK pada November 2017 yang tercatat sebesar 122,1. "Adanya perbaikan konsumen di dalam negeri memberi harapan pertumbuhan ekonomi nasional tetap terjaga ke depannya," katanya.
Ia menambahkan bahwa sentimen peringkat di level investment grade atau kelayakan investasi juga masih menjadi sentimen positif bagi perherakan mata uang domestik. "Sentimen peringkat Indonesia itu memberikan kepercayaan kepada dunia internasional terhadap ekonomi Indonesia, khususnya investasi," katanya.
Namun demikian, menurut dia, perlu diwaspadai potensi pelemahan setelah beberapa hari terakhhir ini nilai tukar rupiah mengalami penguatan. Situasi itu dapat dimanfaatkan oleh sebagian pelaku pasar uang untuk mengambil posisi ambil untung.
Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail mengatakan bahwa pada awal tahun 2018 ini, pergerakan nilai tukar rupiah mencatatkan hasil positif terhadap dolar AS. "Investor asing kembali masuk ke pasar obligasi dan saham, diikuti dengan menguatnya data ekonomi Indonesia, itu memberikan sentimen yang positif bagi rupiah," katanya.
Baca juga: Jumlah Utang di Dunia Terus Membengkak