REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan sebanyak tujuh proyek hulu migas akan berproduksi pada tahun 2018.
"Ada tujuh yang ditargetkan, kapasitasnya tidak terlalu besar, akan 'on stream' pada 2018 ini," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi di Jakarta, Jumat (5/1).
Ketujuh proyek hulu migas tersebut adalah optimalisasi fasilitas produksi lica dengan kapasitas produksi 4.000 barel minyak per hari (bopd) dan estimasi produksi puncak 3.700 bopd Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) adalah PT Medco E&P Indonesia dimulai pada Maret 2018. Kemudian Block A Gas Field Development oleh PT Medco E&P Malaka dengan kapasitas fasilitas produksi 3.100 bopd dengan estimasi puncak produksi 3.100 bopd dan 55 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas bumi.
Kemudian, PT PHE ONWJ, estimasi produksi puncaknya 30 mmscfd. PetroChina Intl dan Jabung ltd dengan proyek CPS Modification dan kapasitas produksi puncak 30 mmscfd.
Selanjutnya, PT Tropik Energi Pandan dengan proyek Ario Dama-Sriwijaya Phase 2, kapasitas produksi puncaknya 20 mmscfd. PT Medco E&P Indonesia juga memiliki proyek pengaliran gas temelat ke Gunung Kembang Stasiun dengan kapasitas estimasi produksi puncak 10 mmscfd.
Ketujuh adalah PT Pertamina EP dengan proyek pembangunan subsea pipeline gas lift BW Field Poleng dengan kapasitas estimasi maksimal 700 bopd.