Kamis 04 Jan 2018 16:05 WIB

Listrik Mengalir di 3 Desa Terisolasi di Ambon

  Beberapa petugas PLN mengantar kabel dan perlengkapan listrik lainnya untuk menyambung listrik di Desa Sabang Mawang Balai, Kecamatan Pulau Tiga, Natuna, Kepri.
Foto: Republika/Rakhmat Hadi Sucipto
Beberapa petugas PLN mengantar kabel dan perlengkapan listrik lainnya untuk menyambung listrik di Desa Sabang Mawang Balai, Kecamatan Pulau Tiga, Natuna, Kepri.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON --  Asisten 1 Sekretariat Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Johanis Batseran didampingi Manager PT PLN Area Tual, Husein Sobri dan Manger PLN Rayon Saumlaki, Tofan Wijaya meresmikan program Listrik Masuk Desa Wermatang, Desa Marantutul, dan Desa Batu Putih. Peresmian pelayanan listrik di tiga desa di wilayah kecamatan Wermaktian itu berlangsung di Balai Desa Wermatang, Rabu (3/1).

Program Listrik Masuk Desa itu diarahkan untuk 448 calon pelanggan dengan rincian potensi pelanggan di desa Marantutul 114 Kepala Keluarga, Wermatang 121 Kepala Keluarga dan di desa Batu Putih 213 Kepala Keluarga.

"Pelanggan yang sudah terpasang dan saat ini telah menikmati aliran listrik pada persemian ini baru berjumlah 38 pelanggan dengan rincian di desa Marantutul 21 pelanggan, desa Wermatang 5 pelanggan dan desa Batu Putih 12 pelanggan," kata Tofan Wijaya, Kamis (4/1).

Kepala desa Wermatang, Jeheskel Kore pada kesempatan itu menyatakan bahwa sejak zaman pra kemerdekaan hingga tahun 2009 barulah masyarakat di wilayah itu menikmati aliran listrik, meskipun dalam jangkauan daya listrik yang terbatas.

Listrik tersebut diperoleh dari mesin pembangkit yang disumbangkan oleh salah satu perusahaan penebangan hutan di wilayah itu dan juga ada mesin pembangkit milik warga dengan daya yang terbilang kecil.

"Kami baru menikmati aliran listrik dari PLN saat ini. Zaman dulu leluhur kami menggunakan kayu bakar untuk menerangi kehidupan saat kegelapan, setelah itu mengalami perubahan dimana masyarakat menggunakan isi dari biji kemiri yang ditumbuk dengan kapas lalu diontal untuk dibakar sebagai obor, seterusnya menggunakan minyak tanah pada pelita, dan saat ini barulah kami menikmati lampu listrik," katanya.

Atas nama warga masyarakat di tiga desa itu, Jeheskel berterima kasih kepada pemerintah yang telah peduli dengan kehidupan masyarakat dengan menghadirkan program listrik masuk desa.

Manager PT. PLN Area Tual, Husein Sobri  menyatakan program Listrik Masuk Desa yang dicanangkan oleh pemerintahan Kabinet Jokowi dan Jusuf Kalla, khususnya di wilayah kerjanya sejak tahun 2017 lalu telah dioptimalkan pada sejumlah desa yang masuk kategori terisolasi. Menurut dia, PLN harus menghabiskan anggaran untuk pembangunan jaringan listrik sepanjang lebih dari 40 kilo meter ke tiga desa itu.

Untuk itu dia berharap agar fasilitas yang telah dibangun dengan menggunakan uang Negara ini dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat. "Termasuk bersama-sama memelihara jaringan listrik agar bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan ekonomi rumah tangga," katanya.

PLN juga telah selesai membangun jaringan listrik empat desa di kecamatan Wuarlabobar dan enam desa di kecamatan Yaru, diamana saat ini sedang menanti proses pembebasan lahan oleh Pemkab MTB untuk pembangunan kantor dan ruang mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

"Saat ini cadangan listrik kami lebih dari seratus persen di kota Saumlaki, karena dalam rangka juga menyambut beroperasinya Blok Masela. Selain itu, langkah ini kami lakukan bersama dengan mitra kami pemkab MTB untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Selama tahun 2017, PLN Area Tual yang membawahi seluruh wiayah di Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Madya Tua, Kabupaten Kepulauan Aru, kabupaten MTB dan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) telah berhasil menerangi lebih dari 20 desa di wilayah kerjanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement