Senin 01 Jan 2018 11:07 WIB

Cina Tambah Armada Pesawat Udara

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Fasilitas produksi pesawat terbang milik perusahaan dirgantara Cina,  Commercial Aircraft Corporation of China Ltd. (Comac).
Foto: comac
Fasilitas produksi pesawat terbang milik perusahaan dirgantara Cina, Commercial Aircraft Corporation of China Ltd. (Comac).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China Aircraft Leasing Group Holdings Ltd sepakat membeli 50 unit pesawat terbang single-aisle Airbus SE senilai 5,42 miliar dolar AS. Kesepakatan ini dalam rangka memenuhi lonjakan penumpang pesawat udara.

Dilansir Bloomberg, Senin (1/1), transaksi untuk pesawat A320neo dilakukan melalui amandemen perjanjian pembelian 2014, dan pembuat pesawat asal Eropa tersebut akan memberikan konsesi harga yang signifian. Pengiriman pesanan pesawat ini akan diharapkan dapat dimulai pada 2023 mendatang.

China Aircraft Leasing memperluas armadanya dalam memenuhi kebutuhan penumpang. Dengan kesepakatan baru tersebut, total pesanan China Aircraft Leasing akan naik menjadi 252 pesawat yang terdiri dari 202 ari Airbus dan 50 dari Boeing.

Adapun, Asosiasi Transportasi Udara Internasional memperkirakan, lonjakan penumpang pesawat udara akan membuat Cina menjadi pasar perjalanan udara terbesar dunia pada 2022. Adapun, Boeing Co memperkirakan Cina membutuhkan 7.240 pesawat baru senilai hampir 1,1 triliun dolar AS dalam dua dekade hingga 2036.

Diketahui, tiga maskapai penerbangan Cina terbesar yakni Air China Ltd, China Eastern Airlines Corp, dan China Southern Airlines Co berencana menambah lebih dari 600 pesawat hingga 2020. Air China dan China Eastern berencana menambah masing-masing 167 dan 191 pesawat pada 2019. Sementara China Southern berencana akan menambah 300 pesawat pada 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement