REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita meresmikan Pasar Pingit Yogyakarta pada Sabtu (30/12). Pasar yang letaknya tak jauh dari Tugu Yogya ini sebenarnya merupakan pasar yang telah lama menjadi andalan sebagian masyarakat Yogya.
Namun, karena pasar itu dinilai kurang representatif, maka pemerintah melakukan revitalisasi terhadap pasar itu pada 2016. Kini, Pasar Pingit memiliki bangunan yang lebih representatif dengan kapasitas 173 unit los dan 32 unit lapak.
"Total ada lima pasar di DIY yang diresmikan. Seremonialnya di pusatkan di Pasar Pingit," kata Enggartiasto Lukita disela acara peresmian. Kelima pasar itu adalah Pasar Pingit, Pasar Semin, Pasar Trowono, Pasar Sentolo dan Pasar Telukan.
Ia mengatakan pasar rakyat merupakan infrastruktur yang sangat penting karena memiliki fungsi strategis sebagai penggerak roda perekonomian masyarakat. Pasar Pingit merupakan pasar harian yang memiliki julukan sebagai pasar serba ada. Untuk lebih memudahkan dan memberi kenyamanan bagi penjual dan pembeli, pasar ini pun terdiri dari beberapa zonasi, daiantaranya adalah zona kuliner, zona ikan hias, zona bahan kebutuhan sehari-hari,zona pakaian, zona makanan ringan dan jajanan pasar seta zona daging.
Menurutnya, Revitalisasi Pasar Pingit terealisasi berkat dana Tugas Pembantuan (TP) sebesar Rp 6 miliar. Total pedagang yang berjualan di pasar ini adalah sekitar 228 pedagang. Revitalisasi pasar ini rampung pada awal 2017 dan langsung digunakan oleh masyarakat. Saat ini, pasar ini telah mampu menciptakan perputaran transasksi atau omzet sebesar Rp 2 miliar per bulan.
Mari kita jaga dan pelihara pasar yang sudah dibangun atau direvitalisasi. Sehingga masyarakat dapat terus mendapat manfaat dari keberadaan pasar rakyat, kata dia. Enggartiasto Lukita pun juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah setempat dan seluruh pedagang yang telah bersikap kooperatif sehingga proses pembangunan atau revitalisasi dapat berjalan dengan lancar.