REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Mulyono Prawiro bersama jajaran direksi dan anggota Komisaris Najib Matjan, Jumat (29/12), melakukan pengantongan terakhir produksi pupuk urea untuk 2017.
Menurut Mulyono Prawiro, 2017 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi BUMN pupuk tertua di Indonesia tersebut karena harus menghadapi berbagai kendala serta persoalan. Pada 2017 PT Pusri juga menorehkan peningkatan produksi pupuk urea dan amonia.
“Produksi urea 2017 mengalami peningkatan dibanding produksi 2017. Tahun ini produksi urea terealisasi sebanyak 2.215.150 ton dibanding produksi tahun lalu 1.671.160 ton. Produksi urea terhadap Rencana Kerja Anggaran Perusahaan atau RKAP mencapai 133 persen,” kata Mulyono Prawiro.
Peningkatan juga terjadi pada produksi amonia, pada 2016 sebanyak 1.221.900 ton meningkat pada 2017 menjadi 1.531.820 ton atau mencapai 125 persen dari RKAP. Produksi lainnya dari PT Pusri yakni pupuk NPK juga terjadi peningkatan pada 2017 sebanyak 88.997 ton, pada 2016 sebanyak 71.810 ton.