Kamis 28 Dec 2017 06:28 WIB

7 Bank Beri Kredit Sindikasi Tol Trans-Sumatra

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Pembiayaan Proyek Tol Trans Sumatera. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menkeu Sri Mulyani, Dirut Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra, dan  Direktur Bank Mandiri Royke Tumilaar  (dari kana) bersama jajaran direktur bank penjamin usai penandatanganan kerjasama kredit sindikasi proyek Tol Trans Sumatera di Jakarta, Rabu (27/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Pembiayaan Proyek Tol Trans Sumatera. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menkeu Sri Mulyani, Dirut Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra, dan Direktur Bank Mandiri Royke Tumilaar (dari kana) bersama jajaran direktur bank penjamin usai penandatanganan kerjasama kredit sindikasi proyek Tol Trans Sumatera di Jakarta, Rabu (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tujuh bank besar di Indonesia menggelontorkan kredit investasi sindikasi sebesar Rp 8,067 triliun. Dana itu akan digunakan untuk pengembangan Jalan Tol Trans-Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar yang akan dilakukan oleh PT Hutama Karya.

Tujuh bank tersebut yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Central Asia (BCA), dan CIMB Niaga. Kemudian, bank Maybank Indonesia, ICBC Indonesia, serta Permata, juga termasuk dalam proyek sindikasi ini.

"Nilai investasi pembangunan ruas Bakauheni-Terbanggi Besar adalah sebesar Rp 16,7 triliun. Skema pemenuhannya melalui equity sebesar Rp 8,7 triliun dan loan sebesar Rp 8 triliun," jelas Direktur Utama PT Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra, di Jakarta, (27/12).

Ia menjelaskan, pihaknya sudah memenuhi porsi equity dari investasi itu melalui Penyertaan Modal Negara (PNM) serta penjualan surat utang korporasi. "Pada 2015 atau 2016 lalu, kita diberi PNM oleh negara sebesar Rp 2,2 triliun. Kemudian di akhir 2016 hingga 2017, secara bertahap kita menerbitkan surat hutang dan berhasil mengumpulkan dana Rp 6,5 triliun sehingga total equity untuk proyek ini sudah close di Rp 8,7 triliun," jelas Putra.

Dengan dipenuhinya porsi equity, kata dia, maka selanjutnya porsi loan dipenuhi dengan pinjaman kredit investasi dari sindikasi tujuh perbankan. Lalu ditambah dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai pemberi fasilitas cash deficiency support (CDS).

Direktur Keuangan Hutama Karya Anis Anjayani menambahkan, SMI akan menyediakan standby loan untuk menjamin terbayarkannya kewajiban Hutama Karya kepada sindikasi perbankan. Pasalnya, di awal-awal masa operasi, pendapatan dari tol Bakauheni-Terbanggi Besar tidak akan sanggup memenuhi pengeluaran untuk operation dan maintenance tol serta kewajiban pengembalian kredit.

"Karena itu kami didukung SMI melalui fasilitas CDS. Tujuannya supaya Hutama Karya tetap dapat memenuhi kewajiban tersebut," ujar Anis.

Lebih lanjut, ia menerangkan, SMI telah mengalokasikan dana sebesar Rp 7,5 triliun untuk fasilitas CDS ini. "Tenor dari SMI adalah 25 tahun dengab grace periode 15 tahu. Grace period kredit dari sindikasi perbankan sendiri adalah tujuh tahun dengan tenor 15 tahun," jelasnya.

Sebagai informasi, Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar merupakan salah satu dari 24 ruas Jalan Tol Trans-Sumatera yang dikembangkan oleh Hutama Karya melalui penugasan dari pemerintah Indonesia. Proyek itu sudah mulai dibangun sejak 2015, ruas tol sepanjang 140 kilometer tersebut terbagi menjadi sembilan seksi yang semuanya ditargetkan selesai pada 2019.

Saat ini, Seksi 1 Pelabuhan Bakauheni hingga Bakauheni Selatan, dan Seksi 5 dari Lematang ke Kotabaru sudah selesai. Dengan begitu siap beroperasi dalam waktu dekat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement