REPUBLIKA.CO.ID, Memasuki Desa Ketanjung Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, sejauh mata memandang, hamparan sawah seluas 136 hektare nampak menguning siap dipanen. Padahal, biasanya, setiap pengujung tahun selalu dikenal dengan masa paceklik bagi para petani Indonesia.
“Ini sekarang bisa kita saksikan sendiri. Banyak hamparan sawah yang siap panen. Dan saat ini, di mana-mana sedang dilakukan panen. Jadi, jangan khawatir kita kekurangan beras,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi, saat melakukan panen perdana MT I bersama Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko, yang didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Wakil Bupati Demak, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perkebunan Jateng, serta Kepala Dinas Pertanian Pangan Kabupaten Demak.
Agung menambahkan, BKP Kementan sudah keliling ke berbagai daerah menemukan kondisi serupa. Semua petani sedang siap panen.
“Pekan lalu saya panen di Karawang. Di Maluku Utara juga panen, di mana-mana panen. Indonesia saat ini sedang Panen, sehingga tiada hari tanpa panen dan kita bisa lupakan paceklik,” ujar Agung.
Adanya panen di mana-mana, kata Agung, selain karena program dari Kementan melalui Upaya Khusus Padi, Jagung, dan Kedelai (Upsus Pajale) juga adanya dukungan dari pemerintah daerah dan dinas-dinas. “Ini kan manfaat dari program Pajale dengan melakukan luas tambah tanam dan saat ini kita menikmati hasilnya.”
Dengan Upsus Pajale, kata Agung, petani Indonesia yang biasanya mengalami paceklik pada periode Nopember sampai Januari, kini justru sedang giat melakuan panen.
Wakil Gubernur Jateng Tengah, Heru Sudjatmiko, mengatakan, tidak ada paceklik di daerahnya saat ini. “Ini kita sedang panen, bahkan di Demak Barat akan dilakukan panen sampai Februari 2018,” ujar Heru.
Berdasarkan Angka Ramalan (Aram) II, Jawa Tengah mampu menghasilkan beras sebanyak 6,1 juta ton. Dengan kebutuhan 3,1 juta ton beras, Jateng mengakami surplus sebanyak hampir 3 juta ton.
“Kabupaten Demak ini penyumbang terbesar beras nomor tiga di Jawa Tengah, setelah Cilacap dan Grobogan,” ujar Heru.