REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana menambah cadangan listrik sekitar 3.000 hingga 8.000 MW jelang natal dan tahun baru. Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka menjelaskan tambahan kapasitas ini untuk mengantisiapasi adanya lonjakan penggunaan listrik oleh masyarakat.
Made mengatakan, tambahan cadangan listrik ini khususnya untuk tempat tempat wisata dan daerah yang menjadi destinasi liburan. Tambahan cadangan listrik ini untuk memastikan di wilayah wisata tidak kekurangan pasokan.
"Kita memastikan bahwa pasokan untuk libur natal dan tahun baru ini aman. Meski memang di beberapa kota karena liburan, maka akan ada penurunan konsumsi listrik seperti di Jakarta. Tapi wilayah lain diperkirakan akan naik," ujar Made di Kantor BPH Migas, Senin (18/12).
Made menjelaskan beban puncak akan terjadi pada tanggal 24 sampai 25 Desember 2017. Umumnya, pemakaian listrik akan mencapai 26 ribu hingga 27 ribu MW. "Untuk jamnya beban puncak jam 12.00 WIB, orang pada silaturahim. Kalau natal jarang orang mudik, mall pada buka beda dengan Lebaran," ujar Made.
Meski menyiapkan cadangan pasokan listrik, PLN mencatat, konsumsi listrik sebenarnya berkurang saat libur Natal hingga Tahun Baru 2018, karena perkantoran libur.
"Proyeksi berkurang 10 persen hingga 20 persen, untuk Jawa dan Bali berkurang sekitar 30 persen," ujar Made.
Namun, kondisi perekonomian dalam negeri yang dinilainya cukup positif, maka bukan tidak mungkin ada selebrasi lebih dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga, memerlukan pasokan listrik lebih banyak. "Kami tetap siagakan pasokan untuk bisa memastikan masyarakat tak kekurangan listrik," kata Made.
Advertisement